Sukses

`Selimut Abu` Gunung Kelud

Material vulkanik tersembur setinggi 17 kilometer. Debu vulkanik menyebar mulai NTB hingga Bandung. 3 orang tewas.

Kamis malam 13 Februari 2014. Kesunyian Kediri terkoyak oleh dentuman berulang-ulang. Ribuan mata tertuju pada puncak berketinggian 1.731 meter di atas pemukaan laut. Kilatan cahaya muncul, berbarengan suara berdentum-dentum itu. Jarum jam menunjuk pukul 22.50 WIB. Gunung Kelud meletus.

Tak hanya warga Kediri, dentuman-dentuman itu terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Di Trenggalek, Solo Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dentuman-dentuman itu juga nyaring.


“Terdengar suara letusan seperti bom, kencang sekali. Itu sampai 4 kali dalam waktu yang tidak lama,” kata warga Yogyakarta, Tom, kepada Liputan6.com, Jumat dinihari 14 Februari 2014.

Dari layar kaca, warga yang jaraknya ratusan kilometer tersebut akhirnya tahu, dentuman itu berasal dari letusan Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Latusan Kelud bagai bom!

Di sekitar Gunung Kelud, ribuan orang sudah kocar-kacir. Menyelamatkan diri, menjauh dari Gunung Kelud. Sementara yang berada di jarak aman terpesona fenomena di puncak Kelud: kilat dan semburan magma yang membara.

Sekejap kemudian, terasalah hujan pasir dan kerikil. “Hujan pasir dan debu deras banget. Saya kira hujan air, sebab suaranya deras kayak hujan air," kata Muhammad Nawawi, salah satu warga Kediri.

Di Kota Kediri yang berjarak sekitar 30 kilometer dari puncak Kelud, pasir dan kerikil menimbun, ketebalan antara 10 hingga 15 centimeter. Jalanan mirip rute reli Paris-Dakar.

Hingga Jumat sore 14 Februari, laporan menyebut 3 orang tewas. Semua berasal dari Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Dua orang sesak napas karena menghirp debu vulkanik, 1 lainnya tertimpa tembok saat evakuasi. Belasan lainnya dilaporkan hilang dan ada yang dilarikan ke rumah sakit.

Total 100.248 orang harus mengungsi. Sebanyak 66.319 pengungsi dari Kabupaten Kediri mengungsi ke 205 titik. 76.388 pengungsi dari Blitar. Kabupaten Tulungagung 1.349 orang di 11 titik dan Kabupaten Malang 3.610 orang di 14 titik.

"PVMBG memprediksikan kemungkinan tidak akan terjadi erupsi besar lagi seperti erupsi yang terjadi pada Kamis pukul 23.30 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Meski demikian, warga yang tinggal dalam radius 10 kilometer dari puncak Gunung Kelud tetap dilarang kembali ke rumah. Mereka disarankan tetap tinggal di pengungsian yang lebih aman.

Detik-detik Letusan

Geliat Gunung Kelud terpantu meningkat sejak Januari 2014. Terjadi peningkatan jumlah kegempaan di Gunung Kelud yang didominasi oleh gempa vulkanik dangkal (VB) dan vulkanik dalam (VA). Gempa vulanik dalam meningkat sejak 15 Januari 2014 dengan kisaran 22-157 kejadian per hari atau rata-rata harian 90 kejadian.

Pada 27 Januari, gempa vulkanik dangkal meningkat signifikan dalam kisaran 13-90 kejadian per hari atau rata-rata 37 kejadian per hari. Kemudian pada 2 Februari statusnya dinaikkan dari Normal menjadi Waspada.

Dalam rentang 5 hingga 8 Februari, terjadi peningkatan energi. Gempa tersebar di sekitar Gunung Kelud terjadi, dengan kedalaman di bawah 5 kilometer dari bawah puncak dan umumnya terkonsentrasi pada kedalaman 1,5 kilometer sampai 2,5 kilometer.

Kemudian pada 9 Februari terjadi peningkatan energi meningkat. Gempa vulkanik memperlihatkan sebaran di sekitar Gunung Kelud dengan kedalaman mencapai 3 kilometer di bawah puncak. Pada 10 Februari pukul 16.00 WIB, status Gunung Kelud dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga.

Tanda-tanda alam sebelum meletus sudah terlihat pada Kamis 13 Februari sore. Banyak binatang liar turun gunung. Selama 6 jam Gunung Kelud mengalami gempa tremor. Magma terus naik.

Status Kelud dinaikkan menjadi Awas atau level tertinggi pada pukul 21.15 WIB. Radius 10 kilometer dari puncak Kelud dikosongkan. Namun, 1,5 jam kemudian Gunung Kelud meletus.

Letusan pertama terjadi pada pukul 22.55 WIB pada Kamis malam. Letusan berikutnya terjadi pada pukul 23.00 WIB dan 23.23 WIB. Letusan besar terjadi pada pukul 23.29 WIB. Lalu pada pukul 23.36 WIB, hujan batu sampai ke Pare, Kediri. Pada pukul 23.41 WIB, hujan kerikil sampai ke wilayah Wates dan pesantren Kota Kediri.

Pada pukul 23.55 WIB hujan kerikil terjadi ke Simpang Lima Gumul (SLG). Pukul 00.05 WIB hujan kerikil terjadi hingga ke Pace, Nganjuk. Pukul 01.10 WIB, 2 truk pengungsi dari Trisulo dan Sugih Waras Kediri diungsikan ke posko Utama Convention Center SLG.

`Selimut Debu`

Fajar menyingsing. Wilayah Kediri dan Blitar yang dekat dengan Gunung Kelud cerah. Namun suasana Yogyakarta dan sejumlah wilayah Jawa Tengah justru tetap saja gulita. Sinar mentari terhalang debu vulkanik yang disemburkan Gunung Kelud.

Memang, letusan Gunung Kelud kali ini tergolong dahsyat. Material vulkanik terlempar setinggi 17 kilometer. Jutaan meter kubik material terlontar ke udara.

"Erupsi Gunung Kelud pada Kamis 13 Februari pukul 23.30 WIB setinggi 17 kilometer dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir," ujar Sutopo.

Abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut, pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah barat. Jarak pandang di berbagai kota pun terbatas.

Abu vulkanik bahkan mencapai Tasikmalaya dan Bandung di Jawa Barat. "Di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi, dan Ampenan NTB," tambah Sutopo.

Sebaran debu vulkanik Gunung Kelud membuat aktivitas warga di berbagai kota kacau. Sekolah di Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan kota-kota lainnya diliburkan.

Candi Borobudur dan Prambanan ditutup untuk wisatawan. Sebanyak 6 bandara tak beroperasi. Belum tahu kapan bandara-bandara itu akan dibuka lagi. Penerbangan menuju bandara-bandara di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta juga dibatalkan.

Sebanyak 7 penerbangan maskapai Australia dari dan menuju ke Bali bahkan dibatalkan. Kerugian pun tak terhindarkan. Bandara Juanda Surabaya saja, pada hari pertama letusan sudah rugi Rp 2 miliar. Transportasi kereta dan bus pun juga terganggu. (Eks/Tnt)

Baca juga:
Kilat di Puncak Letusan Kelud
Detik-detik Meletusnya Gunung Kelud
Letusan Gunung Kelud dari Masa ke Masa
Kronologi `Geliat` Gunung Kelud Hingga Meletus

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini