Sukses

Banjir Surut, `Banjir` Masalah

Ketika air mengering, sampah dan lumpur akan melekat di ruas-ruas jalan dan rumah warga. 'Tanda mata' pasca-banjir.

Sudah 2 pekan lamanya banjir menyambangi Ibukota. Genangan air di sejumlah titik kini berangsur-angsur surut. Posko-posko pengungsian pun mulai ditinggalkan. Namun masalah lain kini berada di depan mata.

Sampah dan lumpur adalah bagian tak terpisahkan dari banjir. Ketika air mengering, mereka akan melekat di ruas-ruas jalan dan rumah warga. 'Tanda mata' pasca-banjir.

Sampah dan Lumpur

Bukan perkara mudah untuk menangani keduanya. Apalagi jika nanti banjir susulan datang kembali. Inilah yang menjadi alasan salah satu warga, Sri Rejeki (45), bertahan di pengungsian. Dia memilih menginap di posko pengungsian Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan daripada pulang ke rumahnya yang kini berlumpur.

"Masih kotor. Lumpurnya juga masih banyak, belum yang ada di rumah. Paling baru besok pulang ke rumah," tutur Sri di lokasi pengungsian, Jakarta, Minggu, 26 Januari2014.

Kesulitan warga ini rupanya dipahami oleh TNI AD. Mereka berjanji akan menurunkan prajuritnya membersihkan lumpur dan sampah sisa-sisa banjir selama beberapa pekan belakangan. Kerja bakti para prajurit TNI itu bakal dimulai Senin pagi (27/1/2014). Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman nampak bersemangat untuk melakukan misi sapu bersih lumpur dan sampah bekas banjir itu.

"Mulai besok kita kerja bakti, membersihkan sekolah, tempat ibadah, dan lingkungan masayarakat sehingga tidak menimbulkan penyakit. Kalau cuaca masih bagus kita lakukan pembersihan. Kita manfaatkan satuan di lingkungan Kodam, Kostrad, Kopassus, dan Zeni," kata Budiman.

Meski banjir surut, namun Budiman memastikan, bantuan di posko-posko pengungsian bakal terus dijaga ketersediannya. Berbagai bantuan itu, di antaranya mi instan, air minum, beras, biskuit, popok bayi, bubur, pakaian, selimut, minyak goreng, sosis, gula pasir, sarden, makanan cepat saji, dan alat mandi. TNI AD juga bakal menambah pos kesehatan di titik-titik yang terdampak banjir.

"Hari ini kami akan menyalurkan bantuan di 6 titik yang ada di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang," tutur Budiman.

Jalan Rusak

Satu lagi 'tanda mata' pasca-banjir selain lumpur dan sampah, yakni jalan rusak. Air yang menghujani Ibukota meninggalkan bekas di aspal-aspal Jakarta. Lubang-lubang menganga di setiap sudut jalan.

Aspal mengelupas membentuk kerikil-kerikil kecil, licin jika dilintasi. Permukaan jalan yang semula rata kini bergelombang. Bahaya.

Meski begitu, Gubernur DKI Jakarta Jokowi ogah untuk membereskan kerusakan-kerusakan jalan itu. Menurutnya, perbaikan baru bisa dilakukan jika cuaca kembali normal, ketika puncak musim hujan terlewati.

"Kalau benerin jalan ya nunggu, kalau masih hujan deres kaya gini betulin jalan ya nggak ada artinya. Ya untuk apa, baru ditambel jalannya nanti sudah ngelotok lagi," ucap Jokowi.

Namun warga Ibukota tak bisa menunggu. Rusaknya jalanan dikeluhkan Manuel Irwanputera, yang melintas di Grogol, Jakarta Barat, tepatnya di pintu kereta depan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol. Jalanan berlubang dan rusak parah. "Para pengendara harus jalan pelan sekali saat melintas, dan berbuntut antrean panjang mengekor setiap harinya," keluh Manuel.

"Parahnya lagi, kerusakan ini terjadi juga di pintu kereta yg sama, arah sebaliknya Jelambar-Grogol," ucapnya.

Di sisi lain, surutnya banjir membuat jalur Transjakarta bergeliat kembali. Operasional bus Transjakarta pun kini kembali normal. Jalur-jalur bus Transjakarta yang sempat ditutup karena tergenang banjir akibat curah hujan tinggi beberapa hari kemarin kini dapat digunakan lagi.

Sementara itu halte yang sebelumnya dijadikan lokasi pengungsian oleh warga korban banjir, seperti halte Jembatan Baru, Daan Mogot, Jakarta Barat juga telah dapat dilintasi bus.

"Jalur yang tergenang sudah mulai surut, bus dapat kembali beroperasi seperti biasa," tutur Kepala Humas Transjakarta Sri Ulina dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com.

"Untuk halte, seperti di koridor Kalideres-Harmoni, sudah ditinggal pengungsi. Kondisinya sudah normal," imbuhnya.

Tak cuma di Jakarta, hujan juga menggerus jalan di Tol Cipularang, wilayah Dawuan, Purwakarta arah Bandung di KM 72. Pasca-amblasnya jalan sejak Jumat 24 Januari dini hari itu, arus lalulintas dari Jakarta menuju Bandung, khusus kendaraan kecil, diberlakukan sistem contra flow atau berlawanan arah.

Sementara kendaraan besar dialihkan ke Tol Sadang dan Tol Jatiluhur. Truk dan bus harus keluar di gerbang Tol Cikampek, kemudian masuk kembali di gerbang Tol Sadang atau Jatiluhur. Amblesnya ruas jalan tol sepanjang 60 meter itu diduga akibat pergeseran permukaan tanah jalan tersebut dan menimbulkan celah.

"Jumlah penumpang yang datang masih stabil, tidak ada penurunan yang signifikan," ujar Komandan Regu DLLAJ Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Aan Saputra, di Bandung, Minggu 26 Januari 2014. (Ndy)

Baca juga:
Ali Sadikin `Pesimis` Urus Banjir Jakarta
Kalah Survei, Jokowi: Usai Banjir Surut, Saya Siapkan `Muaranya`
Bang Yos Imbau SBY Turun Tangan Bangun Waduk Raksasa Ciawi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.