Sukses

Ronde Ketiga Ahok Vs Haji Lulung

Ahok dan Haji Lulung kembali berseteru. Ini sudah yang ketiga kalinya mereka saling menanggapi dengan keras.

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mundur dari keanggotaan Partai Gerindra menuai kritik pedas dari sejumlah pihak. Kecaman datang dari anggota DPRD DKI Abraham Lulung Lunggana atau biasa disapa Haji Lulung.

Haji Lulung yang juga politisi PPP itu menyesalkan ucapan Ahok yang menyebut DPRD merupakan pemeras kepala daerah. Lulung akan melakukan hak interpelasi atau hak meminta keterangan pemerintah dengan memanggil Ahok untuk bertanggung jawab atas pernyataannya soal DPRD.

"Ahok harus dibinasakan, binasakan kariernya jadi wakil gubernur. Kalau dulu saya bilang harus diperiksa kesehatan jiwanya, hari ini terbukti, semua orang bilang dia gila. Makanya saya bilang, saya binasakan kariernya Ahok. Nggak bakalan dia dilantik jadi gubernur," ujar Lulung, Kamis 11 September siang.

Lebih jauh, Lulung membantah keras bahwa DPRD DKI periode 2009-2014 menjadikan Gubernur DKI sebagai budak. Karena itu, Lulung menilai Ahok sudah menghajar DPRD DKI.

"Gubernur dan wakil gubernur harus menjalankan etika dan norma, harus menjaga stabilitas politik, sosial budaya, dan hukum," kata Lulung.

Diancam akan dibinasakan, Ahok pun balik menantang Haji Lulung. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku tidak takut dengan ancaman Lulung.

"Membinasakan karier? Kita lihat saja siapa yang kariernya binasa," kata Ahok sambil tersenyum di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan, Kamis 11 September malam.

Ahok pun mengaku sudah terbiasa menerima kritikan atau tantangan dari dulu. Sehingga ketika meski Lulung merasa tersinggung atas pernyataannya yang dinilai merendahkan lembaga legislatif, Ahok tak ingin pusing memikirkannya.

"Ya sudahlah, dia kan memang sudah bilang kalau aku gila. Kalau memang gila, ya sudah," tegas Ahok.

Lebih lanjut, pria berkacamata itu merasa tidak terlalu berpengaruh dengan apa yang terjadi di DPRD bila ada hak interpelasi. "Nggak apa-apa. Saya sih orangnya santai saja," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat 12 September.

Ahok juga tidak mau peduli dengan komentar yang dilontrakan para anggota DPRD terkait pengunduran dirinya dari Gerindra. Terlebih, hujatan itu semakin banyak saat Ahok menyatakan mundur dari Partai Gerindra.

"Ya itu komentar itu enggak usah didengarlah, kita mah kerja enggak kerja kan cuma cari rida dari Tuhan saja," ucap dia.

Terkait hal itu, Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta mengaku siap untuk menjadi fasilitator untuk mendamaikan Ahok dan Haji Lulung.

Menurut Presiden terpilih itu, penyebab mundurnya Ahok dan munculnya pihak yang pro dan kontra hanyalah masalah komunikasi yang kurang baik dari pihak Ahok maupun Partai Gerindra.

"Ini masalah komunikasi politik saja, ya semuanya harus dalam posisi dinginlah. Jangan saling memanas-manasi. Termasuk kamu-kamu-kamu (wartawan), nggak ada apa-apa, manas-manasi," ujar Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat  12 September.

Mafia Tanah Abang>>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mafia Tanah Abang


Perseteruan antara Ahok dan Lulung ini bukanlah yang kali pertama. Sebelumnya dua pejabat publik Ibukota itu pernah 'adu mulut' terkait sejumlah hal. Terhitung sudah tiga kali keduanya bertikai.

Cekcok pertama terjadi saat penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Juli 2013 lalu. Kala itu pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu menyebut, ada mafia dan muatan politis di balik bandelnya para PKL hingga tak mau direlokasi.

Namun Haji Lulung yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dan juga dikenal sebagai tokoh Tanah Abang merasa tersudut dengan pernyataan Ahok. Geram, dia pun mendesak Ahok memeriksakan kesehatan jiwanya.

"Ahok bilang, ada oknum DPRD bermain di Tanah Abang, sekarang saya bilang, saya jawab nih, Wakil Gubernur harus diperiksa kesehatan jiwanya. Karena selama ini ngomongnya selalu sembarangan," ujar Lulung 25 Juli 2013 lalu.

Menanggapi hal itu, Ahok menjelaskan mengapa dirinya berkomentar kerasa terhadap Lulung, karena selama ini ia merasa hubungannya dengan tokoh Tanah Abang itu cukup dekat. Karena itu ia yakin, Lulung tak akan tersinggung dengan apa yang ia ucapkan.

"Saya memang sakit jiwa, tetapi lulus karena ikut semua. Saya ketemu dengan Haji Lulung kan cium pipi kanan dan kiri. Makanya saya berani ngomong seperti itu. Saya tidak mau terlibat seperti ini. Karena saya yakin, beliau tidak mungkin melanggar Perda (DKI)," papar Ahok.

Untuk mencairkan suasana, Ahok pun menelepon Lulung. Keduanya lalu terlibat dalam percakapan yang berujung pada tawaran untuk ngopi bareng dari mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Seteru selesai!

Tapi selang beberapa bulan kemudian, Ahok dan Haji Lulung kembali berkonflik

Banjir Sampai Kiamat>>>

3 dari 3 halaman

Banjir Sampai Kiamat


Bulan berganti bulan, seteru keduanya pun berlanjut kembali pada Februari 2014. Ahok kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Mantan Bupati Belitung Timur itu 'meramalkan', banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur mustahil untuk diatasi.

"Kampung Pulo pasti akan banjir sampai kiamat karena warga tinggal di bantaran sungai," ujar Ahok, Senin 3 Februari 2014 lalu.

Apabila masyarakat di Kampung Pulo dan bantaran sungai Ciliwung lainnya tidak bermukim di daerah itu, maka kemungkinan banjir dapat terhindarkan. Ia pun meminta agar warga bantaran sungai bersedia direlokasi ke rumah susun yang sudah disediakan oleh Pemprov DKI.

Atau paling tidak mengalah 20 meter lahan dari pinggir sungai. Kemudian, bantaran tersebut dibangun sheet pile atau dinding turap guna menahan tanah. Dengan begitu, pemerintah tidak perlu melakukan tindakan tegas dalam penertiban.

"Kadang-kadang, kami terpaksa memaksa. Ini seperti ngurus anak-anak aja, kita paksa kalau mereka ngelawan," ujar Ahok.

Pernyataan Ahok pun disambut kritikan pedas dari Lulung. Politisi PPP itu menilai, Ahok pesimistis. Lulung mendesak Ahok mundur jika sudah tak yakin lagi mampu mengatasi banjir Ibukota. "Kalau pemimpinnya sudah pesimis begini, mundur saja," ujar Haji Lulung di Jakarta 4 Februari 2014.

Dia menilai, pernyataan Ahok tentang banjir Kampung Pulo tidak sesuai dengan janjinya kepada warga dahulu untuk menyelesaikan permasalahan banjir Jakarta. Menurutnya, kata-kata Ahok itu dapat membuat warga tersinggung. Bahkan, Haji Lulung mengaku sudah mendapat keluhan dari warga Kampung Pulo.

"Ahok sudah janji selesaikan banjir waktu dia kampanye. Tapi sekarang dia malah bilang bakal banjir terus Kampung Pulo sampai kiamat. Harusnya pemimpin tidak begitu," ucap Haji Lulung. (Ali)

Baca juga:

6 Cekcok Ahok Vs Haji Lulung

Sesepuh PPP Lebih Bela Ahok Daripada Haji Lulung

Ahok Minta Waktu Bertemu Prabowo Subianto

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini