Sukses

100 Video Porno Produksi Bandung Diperankan Pelajar

Hasil pengembangan polisi, dari 100 video porno diperankan anak-anak di bawah umur.

Tim Cyber Crime Mabes Polri membekuk pebisnis yang memproduksi video pornografi anak. Pelaku atas nama Deden Martakusumah itu dibekuk di Bandung, Jawa Barat. Hasil pengembangan polisi, dari 100 video porno diperankan anak-anak di bawah umur.

"Kami baru menelusuri sekitar 100 video yang ternyata diperankan oleh anak usia 11 atau 12 tahun," kata Kepala Sub Direktorat Teknologi Informasi Cyber Cryme Bareskrim Polri Kombes Pol Albertus Rahmad Wibowo di kantornya, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Dari penelusuran sementara polisi, diketahui ada 120.000 video porno yang berhasil ditemukan. Rahmad sebelumnya menyebut ada 14.000 video dari 4 situs, serta satu situs porno yang dikelola langsung Deden.

"Dari 4 situs dan satu link porno yang kami dapati, jumlah video porno bertambah dari 14.000 video menjadi 120.000 video porno (anak)," ungkap perwira melati 3 itu.

Bahkan yang mengejutkan pemeran anak-anak itu merupakan Warga Negara Indonesia dan berstatus pelajar. Sebab dari penyidikan awal, ada komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. "Itu terlihat antar pemeran, logat, dan seragam sekolah yang dikenakanseragam ada badge OSIS," ungkapnya.

Tim Cyber Crime Polri berhasil menangkap pelaku child pornography online atas nama Deden Martakusumah, sebagai pengelola website (situs) porno, nuxxxx.com, boxxxxxxx.com dan saxxxxx.co.xxx.com.

Deden dicokok penyidik di jalan H Akbar nomor 46, Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat pada Senin 24 Februari pukul 03.00 WIB dini hari. Dari tangan tersangka, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa 2 buah handphone, sebuah laptop, sebuah modem, dan 3 buah ATM dari Bank BCA, BRI, serta Mandiri. (Ali/Ism)

Baca juga:

Diduga Produksi Pornografi Online, Sekolah Digerebek Aparat

Kelola Bisnis Situs Porno Anak, Deden Diringkus Bareskrim Polri

Pengedar Video Pornografi Anak Diburu Selama 3 Bulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.