Sukses

Harga Elpiji Naik, Pedagang di Bali Pangkas Keuntungan

Juanda Bin Saban, seorang pengusaha nasi lalapan, mengaku harus memangkas keuntungannya agar pelanggan tak lari.

Kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram berimbas terhadap tingginya harga sembako atau sejumlah bahan pokok di Bali. Di Pulau Dewata, gas elpiji 12 kilogram dibandrol dengan harga yang variatif, mulai Rp 120 ribu hingga Rp 135 ribu per tabung.

Juanda Bin Saban, seorang pengusaha nasi lalapan, mengaku harus memangkas keuntungannya agar pelanggan tak lari.
"Semua harga kebutuhan naik seiring naiknya harga elpiji. Saya menyiasatinya dengan cara memangkas keuntungan," kata Juanda kepada Liputan6.com, Bali, Minggu (5/12/2014).

Ia menuturkan hampir seluruh harga mengalami kenaikan rata-rata 40%. Kentang, misalnya, yang umum dijual seharga Rp 9 ribu, kini dijual seharga Rp 13 ribu. Sementara, tomat yang sebelum kenaikan harga elpiji juga dijual seharga Rp 9 ribu, naik menjadi Rp 12 ribu.

Sedangkan, Ridwan, pedagang martabak ini mengaku terpaksa menaikkan harganya martabaknya dengan kenaikkan Rp 2 ribu. "Mau bagaimana lagi, harga elpiji-nya naik," kata Ridwan.

Kenaikan harga elpiji di beberapa daerah juga disiasati dengan menggunakan biogas sebagai alternatifnya. Seperti biogas dari kotoran sapi, ada juga dari limbah tahu. (Tya/Rmn)

Baca juga:

Priyo: Elpiji 12 Kg Naik Saat DPR Reses Keputusan Kurang Ajar
Datangi Pengajian Muhammadiyah, Wiranto Kritik Kenaikan Harga Gas
[VIDEO] Harga Elpiji 12 Kg Melambung, Gas 3 Kg Menghilang

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.