Sukses

Demonstran di Thailand Tewas Ditembak Pria Misterius

Awalnya demonstrasi berlangsung damai. Namun kemudian rusuh.

Seorang demonstran di Thailand tewas ditembak oleh pria bersenjata yang misterius -- belum diketahui dari mana si pelaku -- saat tengah melancarkan aksi demonstrasi anti-pemerintah, pagi tadi. Beberapa demonstran lainnya pun terluka.

Demonstrasi digelar di dekat kantor pemerintah Bangkok, untuk memprotes dan meminta Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya. Yingluck dinilai mencoba melindungi kakaknya, mantan PM Thaksin Shinawatra dari kasus korupsi.

Awalnya demonstrasi berlangsung damai. Namun kemudian rusuh antara demonstran dengan aparat kepolisian. Seorang demonstran tewas ditembak seorang tak dikenal dan beberapa lainnya terluka.

"Yang tewas, umurnya sekitar 30 tahunan. Ia tertembak pada bagian torso," ujar petugas medis di lokasi, seperti dimuat Asia One, Sabtu (28/12/2013).

Polisi membenarkan adanya demonstran yang tewas tertembak. Tapi belum bisa memastikan siapa pelakunya. Apakah aparat atau pria bersenjata dari kelompok lain. Namun belakangan ini, ada kelompok pria bersenjata yang mencoba untuk memperkeruh suasana Thailand yang ditengah diguncang krisis politik ini.

PM Yingluck mencoba meredam ketegangan dengan mempercepat Pemilu menjadi Februari 2014. Sehingga pemimpin baru seperti yang diinginkan demonstran oposisi dapat segera muncul.

Kendati demikian, pihak oposisi memboikot Pemilu 2014. Mereka tetap ingin Yingluck mengundurkan diri. Ketua Umum Partai Demokrat Abhisit Vejjajiva mengatakan, pihaknya tidak akan ikut Pemilu 2014. Tidak ada satu pun kader partainya yang mencalonkan diri. "Karena politik Thailand sekarang tetap berada dalam kegagalan," tegas Abhisit.

Demonstrasi besar-besaran mulai terjadi sejak akhir November 2013. Aksi protes dipicu kontroversi RUU Amnesti Politik yang didukung pemerintah.

Para demonstran menilai, dukungan pemerintah atas RUU tersebut merupakan upaya untuk memberi peluang kakak kandung Yingluck, mantan PM Thaksin kembali ke Thailand tanpa menjalani hukuman atas kasus korupsi.

Meski sudah berkali-kali didesak massa oposisi untuk mundur, PM Yingluck menolak menyerahkan jabatan. "Saya tak punya niat untuk mundur atau membubarkan DPR," tegasnya, pekan lalu.

Menurut dia, pemerintahan akan terus berjalan meski diguncang protes besar-besaran. "Kabinet masih berfungsi walau diterpa sejumlah kesulitan. Masing-masing pihak telah menunjukkan tujuan politik mereka. Sekarang saatnya saling berhadapan dan bicara untuk menemukan cara damai demi negara," imbuh Yingluck. (Riz/Ism)


Baca juga:
Di Tengah Protes, Eks PM Thailand Didakwa Membunuh
Pesan Raja Thailand pada Rakyatnya yang Sedang Bergolak
Marak Protes, 153 Anggota Parlemen Thailand `Angkat Kaki`

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini