Sukses

Marak Protes, 153 Anggota Parlemen Thailand `Angkat Kaki`

153 Anggota parlemen dari oposisi utama Partai Demokrat di Thailand akhirnya `angkat kaki`.

Anggota parlemen dari partai oposisi Thailand mengatakan akan 'angkat kaki', bersamaan menyusul maraknya unjuk rasa antipemerintah selama sepekan.

"153 Anggota parlemen dari oposisi utama Partai Demokrat, yang tertua di Thailand mengundurkan diri," demikian dikutip Liputan6.com dari BBC yang dimuat Senin (9/12/2013).

"Kami memutuskan untuk berhenti sebagai anggota parlemen untuk berbaris dengan rakyat melawan rezim Thaksin," kata salah satu anggota parlemen Partai Demokrat Sirichok Sopha dalam sambutannya yang disiarkan televisi lokal setempat.

Anggota Parlemen Bangkok Sansern Samalapa juga menuliskan aksi serupa melalui halaman Facebook miliknya berbunyi: "Pengunduran diri secara massal dimaksudkan untuk menolak sistem parlementer rezim Thaksin, yang telah kehabisan legitimasi, dan kami telah sepenuhnya menjalankan tugas oposisi."

Unjuk rasa yang didukung oposisi itu, mendesak Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur karena menganggap dia dikendalikan saudara laki-lakinya Thaksin Shinawtra yang kini mengasingkan diri di luar negeri. Namun Yingluck menolak untuk mundur.

Aksi penolakan itu disuarakan oleh pemimpin unjuk rasa bernama Suthep Thauksuban --mantan wakil perdana menteri Thailand.

Di demo, Perdana Menteri Yingluck juga sempat menawarkan referendum untuk menyelesaikan kebuntuan politik. Dia juga mengatakan siap membubarkan parlemen dan menggelar pemilihan umum jika tercapai kesepakatan dengan para penentangnya.

Thaksin digulingkan militer Thailand tahun 2006 dan sudah didakwa secara in-absentia dengan kasus korupsi, namun pemerintahan Yingluck beberapa waktu lalu mengajukan RUU Amnesti yang memungkinkan Thaksin kembali tanpa diadili. Parlemen Thailand yang terdiri dari 500 kursi didominasi oleh Partai Pheu pimpinan Yingluck. (Tnt)

[Baca juga: Suthep Thaugsuban, `Dalang` (Atau Wayang) Rusuh Panas Thailand]


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.