Sukses

Pelucutan Pakaian Diplomat Wanita, India Desak AS Minta Maaf

Menteri Pemerintah India Kamil Nath menegaskan, AS harus mengakui bahwa mereka salah dan harus meminta maaf.

Hubungan Amerika Serikat (AS) dan India tengah memanas atas penangkapan hingga pelucutan pakaian terhadap seorang diplomat perempuan asal India bernama Devyani Khobragade oleh petugas AS.

Menteri Pemerintah India Kamil Nath mendesak AS untuk meminta maaf. Dia menegaskan, AS harus mengakui bahwa mereka salah dan harus meminta maaf.

"Mereka harus mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Hanya dengan itu, kami baru sedikit puas," tegas Nath, seperti dimuat BBC, Jumat (20/12/2013).

Para anggota dewan India pun menggelar rapat yang hasilnya mendesak Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh untuk mengambil tindakan tegas kepada AS. Para politisi tersebut menyebut tindakan aparat AS terhadap Devyani membuat mereka miris.

PM AS John Kerry sebelumnya menyatakan sedikit penyesalan atas tindakan aparatnya itu. Hal itu ia sampaikan kepada Penasihat Badan Keamanan India Shivshankar Menon.

Kerry menyatakan pemeriksaan dengan pelucutan pakaian suatu hal yang tidak seharusnya. Dia pun berharap dengan adanya insiden itu tidak merusak hubungan AS dan India.

Namun Nath menegaskan, rasa penyesalan dan ungkapan Kerry itu tidak cukup untuk mengobati rasa kecewa Pemerintah India. AS harus secara resmi menyampaikan permintaan maaf.

Diplomat wanita Devyani sebelumnya ditangkap petugas Biro Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) di New York, pada Kamis 12 Desember 2013 lalu. Perempuan berusia 39 tahun itu ditangkap saat mengantarkan putrinya ke sekolah.

Devyani dibekuk karena memberikan gaji di bawah standar pada pembantu rumah tangga (PRT) dan juga memberikan informasi palsu pada formulir aplikasi visa sang pembantu yang juga berasal dari India.

Setelah ditangkap, Devyani diserahkan ke US Marshals Service (USMS) --badan penegak hukum tertua di AS. Penahanan Devyani oleh USMS dilakukan seperti tahanan narkoba. Pemeriksaannya pun sama. Dari mulai interogasi sampai strip-searched atau pemeriksaan sampai harus melucuti pakaian.

Penangkapan Devyani saat mengantarkan anaknya sekolah dan diperiksa sampai dilucuti pakaiannya itu membuat geger publik India. Hal itu dinilai tidak patut untuk dilakukan. Banjir protes pun terjadi di sejumlah wilayah India.

Devyani menyangkal telah melakukan penipuan dan membuat pernyataan palsu soal visa pembantu rumah tangga asal India, Sangeeta Richard, yang bekerja untuknya. Devyani justru menyebut Sangeeta melakukan pencurian dan mencoba memerasnya.

Dalam Persidangan di Pengadilan Manhattan, baru-baru ini, kini Devyani telah dibebaskan setelah membayar jaminan US$ 250 ribu atau sekitar Rp 3 miliar dan menyerahkan paspornya. (Riz/Sss)

Baca juga:
Heboh Diplomat Wanita India di AS Dilucuti Pakaiannya
Cium Polisi Saat Demo, Mahasiswi Dituntut Pelecehan Seksual
`Kerja Maut` 30 Jam Mita Diran Disorot Dunia
Putri Diana Disebut Tewas Ditembak, Polisi Inggris Angkat Bicara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini