Sukses

Tak Ikut Lelang Jabatan, Lurah Warakas Mulyadi: Saya Sakit

"Kalau dasar nolak, saya enggak pernah katakan. Saya enggak ikut karena sakit. Insya Allah kalau kondisi sehat saya ikut," ucap Mulyadi.

Karena rencananya menggugat program lelang jabatan lurah dan camat ke Mahkamah Konstitusi (MK), Mulyadi sang Lurah Warakas mendadak terkenal. Meski sempat membuat Jokowi-Ahok 'senewen' karena berbagai komentarnya, Mulyadi membantah menolak kebijakan program lelang jabatan itu.

"Kalau dasar nolak, saya enggak pernah katakan. Saya enggak ikut karena sakit. Enggak ada. Yang membuat bahasa ini masyarakat dan surat kabar. Itu yang enggak bisa diklarifikasi masyarakatnya," kata Mulyadi di Kelurahan Warakas, Jakarta Utara, Jumat (3/5/2013).

Mulyadi bahkan ikut mendaftar untuk mengikuti uji kompetensi program lelang jabatan ini. Namun karena sakit yang saat itu dideritanya, Mulyadi tak dapat hadir dalam ujian tersebut.

"Saya daftar, ada namanya. Hari itu saya nge-drop sakit, jadi enggak hadir. Sudah ada surat dari rumah sakit jantung. Nge-drop, betul-betul pilek. Saya Konfirmasi keluarga kalau enggak ikut uji kompetensi," jelasnya.

"Saya sempat ke rumah sakit. Maka dari itu saya enggak ikut tes uji kompetensi. Bukan saya menghindar dan menolak. Tapi karena kondisi saya saat itu lagi nge-drop. Jadi saya enggak dateng," imbuh Mulyadi.

Namun, mengenai kelanjutan untuk mengikuti program lelang jabatan ini, lelaki yang pernah menjadi tukang sampah ini menyerahkan sepenuhnya kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta. "Saya enggak tahu. Masih nunggu kabar dari BKD."

"Insya Allah kalau kondisi sehat saya ikut," ucapnya.

Tak cuma membantah penolakan lelang jabatan ini, Mulyadi juga menepis jika dirinya pernah berkonsultasi dengan pengacara Yusril Ihza Mahendra terkait rencana penggugatan Pemprov DKI Jakarta atas kebijakan ini ke MK.

"Tidak pernah konsultasi Yusril. Tidak pernah," tegas Mulyadi.

Sebelumnya, pada Senin 29 April lalu, Mulyadi sempat menyatakan sudah mendiskusikan penolakan terhadap program lelang jabatan ini kepada Yusril. "Kita sudah telepon dan share masalah ini ke Pak Yusril," ujarnya.

Akibat aksinya ini, Mulyadi mengaku, banyak orang mempertanyakan mengapa dia menentang Jokowi. "Dari tadi pagi banyak yang telepon saya, gara-gara sudah banyak berita yang muncul di media tentang pernyataan saya yang menentang kebijakan Pak Gubernur. Tapi saya santai saja," ucap Mulyadi 30 April lalu. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini