Sukses

TemanAhok Pamer Beatbox, Lulung Bopong Keranda Jenazah di Medsos

Masing-masing pendukung memunculkan kreativitas dalam merebut simpati warga Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Babak pemanasan Pilkada DKI Jakarta 2017 telah dimulai. Beberapa pendukung para tokoh yang disebut-sebut akan maju ke bursa calon gubernur gencar mengkampanyekan jagoannya masing-masing.

Seperti dalam akun media sosial pendukung Abraham "Lulung" Lunggana, Suka Haji Lulung. Akun yang aktif tiga hari lalu, 14 Maret 2016, dan memiliki teman 200-an orang ini menampilkan foto-foto kegiatan bekas preman Tanah Abang ini dengan kesibukannya.

Seperti foto saat Lulung menjadi narasumber diskusi bertema "Merebut Kursi DKI I", diwawancarai media, bahkan ada satu foto yang menampilkan Lulung berada di barisan depan saat membopong keranda janazah. Dia tampak mengenakan baju koko corak kuning dan peci bulat. Tidak banyak kalimat yang menjelaskan foto tersebut.

Setelah TemanAhok, muncul Suka Haji Lulung, sebuah akun media sosial yang menampilkan kegiatan Abraham 'Lulung' Lunggana (Path 'Suka Haji Lulung')

"Ini bukan pencitraan tidak ada satu media yang meliput semua atas dasar ke ikhlasan," tulis akun Suka Lulung.

Ada juga gambaran keakraban Lulung dan ibu-ibu yang tengah berbelanja di Tanah Abang, serta aksi Lulung menyantap makanan di sebuah warteg.

Sementara TemanAhok mengunggah sebuah video berdurasi 6 menit 08 detik. Video garapan Camoe Project itu berisikan woro-woro mengajak para warga untuk memberikan dukungan terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 dari jalur independen.

"Yang belum sempat beri dukungan karena kesibukannya, katanya mau perubahan, tapi tidak berikan apa-apanya," ujar Yosi memulai aksi.

Situs Teman Ahok pada Rabu (9/3) lalu sempat tak dapat diakses. Tim Teman Ahok menyatakan ada pihak yang mencoba meretasnya.

Video yang dibintangi Yosi Mokalu, Billy Beatbox, dan Peppe Wong tersebut terbilang apik. Tidak hanya berisi imbauan dan dukungan, mereka juga menghiasi video mereka dengan peraturan KPU tentang syarat nyagub di jalur independen.

Dalam video tersebut, Yosi menegaskan bahwa ajakan melalui garapan video yang dilakukan bukan atas dasar pesanan.

"Video ini dibuat bukan atas dasar orderan, tapi karena kesadaran," kata Yosi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.