Sukses

Belanda 'Izinkan' Geng Motor Pergi ke Irak Perangi ISIS

Anggota klub motor "No Surrender" pergi ke Irak membantu sejumlah warga lokal, termasuk pasukan Kurdi untuk berperang melawan ISIS.

OlehRizki GunawanDiperbarui 15 Agu 2017, 17:37 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2014, 12:44 WIB

Liputan6.com, Amsterdam - Aksi militan yang dilakukan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Irak dan Suriah mengundang perhatian penuh dari dunia internasional. Amerika Serikat dan sekutu turun tangan dengan melancarkan serangan udara ke grup yang juga disebut dengan nama IS.

Geng motor di Belanda juga tak mau ketinggalan. Beberapa anggota klub motor "No Surrender" pergi ke Irak membantu sejumlah warga lokal, termasuk pasukan Kurdi untuk berperang melawan ISIS.

Seperti dilaporkan media Belanda NOS, Kamis (16/10/2014), Ketua "No Surrender" Klass Otto mengungkapkan, ada tiga anggotanya yang berangkat ke Mosul, Irak. Mereka berasal dari Kota Rotterdam dan Breda, Belanda.

Dalam sebuah foto yang beredar di Twitter, terlihat salah satu anggota geng motor yang pergi ke Irak. Namanya Ron. Pada foto, pria bertato itu mengenakan baju militer sambil memegang senapan serbu Kalashnikov. Ia duduk bersama pasukan Kurdi.

"Pasukan Kurdi sedang dalam tekanan berat saat ini," kata Ron yang berbicara menggunakan bahasa Belanda, seperti dilaporkan sejumlah media lokal Irak.

Pihak Kejaksaan Belanda mengatakan pihaknya tak melarang aksi geng motor tersebut untuk memerangi ISIS. "Memang awalnya bergabung ke kelompok bersenjata adalah sesuatu yang dilarang, tapi sekarang tidak lagi," ujar juru bicara Kejaksaan Belanda, Wim de Bruin, seperti diwartakan BBC.

Namun demikian, Wim de menegaskan warga Belanda yang berjuang bersama pasukan Kurdi untuk bertempur ISIS, bakal dihukum apabila mereka melakukan tindakan kriminal, seperti pemerkosaan.

"Mereka akan dijerat dan diproses hukum, tapi memang lokasi di sangat jauh dan sulit untuk melacak bagaimana kegiatan mereka di sana," ujar Wim de.

Selain itu, dia menambahkan sama dengan negara lainnya, bahwa pemerintah Belanda secara tegas melarang warganya bergabung dengan ISIS. Pihak Imigrasi Belanda akan ketat memeriksa siapa pun yang akan keluar Negeri Kincir Angin. "Jelas, siapapun yang terindikasi akan menjadi anggota ISIS, mereka akan kami hukum," tegas Wim de. (Ein)

Produksi Liputan6.com