Sukses

Polisi Kamboja Tembaki Demonstran Buruh, 3 Tewas

lPolisi Kamboja menembaki para demonstran yang merupakan pekerja garmen saat berdemo pada Jumat ini. Menewaskan sedikitnya tiga orang

Polisi Kamboja menembaki para demonstran yang merupakan pekerja garmen saat berdemo pada Jumat ini. Akibatnya, 3 demonstran tewas. Langkah itu diambil perdana menteri Kamboja guna menghadapi kemarahan publik di jalan-jalan Ibukota.

"3 orang tewas dan 2 luka-luka , " kata wakil komisaris polisi Phnom Penh Chuon Narin seperti dikutip Liputan6.com dari Channel News Asia, Jumat (3/1/2014).

Menurut penuturan seorang jurnalis, bentrok itu pecah usai polisi mengeluarkan tembakan peringatan. Polisi menembakkan tembakan peringatan ke udara. "Kemudian menembaki para pengunjuk rasa," ucap seorang wartawan yang tak disebutkan identitasnya.

"Para pekerja bersenjatakan tongkat, batu dan bom molotov bentrok dengan polisi bersenjata senapan di Distrik Veng Sreng Pabrik Phnom Penh."

Seorang pekerja yang berlumuran darah terlihat tergeletak di tanah, sementara yang lain dilarikan dengan sepeda motor pasca-bentrok menuntut upah yang lebih tinggi.

Perdana Menteri Hun Sen menghadapi tantangan yang berkembang aturan hampir tiga dekade dari protes buruh garmen dan pendukung oposisi, menuntut agar ia mundur dan menyerukan pemilihan baru karena dugaan kecurangan suara.

Pemimpin oposisi Sam Rainsy mengecam tindakan keras itu. Rainsy menilai penembakan untuk memecah aksi pemogokan pekerja itu tidak dapat diterima.

Sementara itu, aktivis HAM Chan Soveth dari Adhoc kelompok hak asasi lokal yang berada di lokasi mengatakan sebanyak 10 pendemo terluka parah akibat bentrokan itu.

"Pasukan keamanan menggunakan senapan dan masih banyak lagi, untuk memukul mundur demosntran. Mereka mengalahkan demonstran," beber Chan.

Juru bicara polisi militer Kheng Tito mengatakan tindakan keras itu diambil, setelah 9 polisi terluka oleh batu dan ketapel.

"Kami takut tentang keamanan terancam, kami harus menindak mereka," jelas Kheng Tito yang juga telah menangkap 2 demosntran. "Jika kita membiarkan mereka untuk melanjutkan pemogokan itu akan menjadi anarkis," sambung Kheng.

Perselisihan upah dan kondisi keamanan terjadi di industri garmen Kamboja yang memasok merek seperti Gap, Nike dan H & M. Sektor ini mempekerjakan sekitar 650.000 orang dan merupakan sumber utama pendapatan asing untuk negara miskin. Para pekerja itu menuntut upah lebih tinggi dari yang mereka dapat saat ini  US$160 per bulan atau sekitar Rp 117 ribu.
(Tnt/Ism)
 
Baca juga:
Adegan Mengerikan, Seorang Biksu Bakar Diri di Kathmandu
[VIDEO] Kamboja Siaga Kudeta Hingga Badai Thailand
Thailand Vs Kamboja Rebutan Kuil, Mahkamah PBB Memutuskan...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini