JKN Disebut <i>SBYCare</i>, Pengamat: PDIP yang Getol Berjuang

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan penyebutan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan nama SBYCare penuh muatan politik. Karena banyak pihak punya andil atas terlaksananya program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan itu.

"BPJS Kesehatan kan memang betul bukan keberhasilan SBY. Itu sebelumnya kontribusi PDIP besar sekali waktu memperjuangkan RUU-nya itu. Jadi tidak bisa diklaim dengan sebutan SBYCare. Jadi BPJS tak bisa disebut SBYCare," kata Syamsudin saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/1/2014).

Adalah Menko Kesra Agung Laksono yang menyebut JKN ini dengan nama SBYCare. Program ini diklaim lebih besar dari program jaminan kesehatan yang diterapkan Amerika Serikat atau yang dikenal dengan nama ObamaCare. Sebab, JKN bisa menjamin biaya kesehatan 270 juta jiwa, sementara ObamaCare hanya 30 juta.

Tak hanya penyebutan nama, Syamsudin juga mempertanyakan klaim Agung yang menyebut JKN lebih besar dari ObamaCare. Sebab, saat ini JKN baru saja dilaksanakan.

"Jika BPJS Kesehatan diklaim lebih dari ObamaCare itu di mananya? Kan belum berjalan itu programnya. Apakah masyarakat kita yang berhak itu betul-betul memperoleh haknya apa tidak di BPJS Kesehatan itu," ujar dia.

Syamsuddin menduga penyebutan JKN dengan nama SBYCare tak luput dari unsur politisasi, untuk mengamankan suara pada Pemilu 9 April 2014.

"Semua parpol ya memang orientasinya ke situ, ke Pemilu 2014, makanya saling mengklaim keberhasilan BPJS Kesehatan itu muncul. Padahal Soal ini bukan keberhasilan salah satu partai," tutur Syamsuddin. (Eks/Ism)

Baca juga:
BPJS Kesehatan, SBYCare, atau ...
Indra PKS: BPJS Justru Ungkap SBY Tidak Care
Anggota Komisi IX DPR: SBY Care Malah Batasi Penerima JKN