Sukses

Kecewa RUU Pilkada, WNI di AS Dikabarkan Tolak Ajakan Dinner SBY

WNI di luar negeri geram dengan SBY terkait keputusan walk out Partai Demokrat yang mengakibatkan Pilkada langsung kalah voting di DPR.

Liputan6.com, Washington DC - Kisruh terkait pengesahan Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) tidak hanya terjadi di dalam negeri. Tapi juga di luar negeri, salah satunya di Amerika Serikat.

Protes tersebut terjadi saat Presiden SBY berada di negara pimpinan Barack Obama itu.

"Baru saja saya mendapat berita bahwa SBY di demo di tempatnya menginap di Willard InterContinental Hotel, Washington D.C Amerika Serikat. Hari ini memang dia ada beberapa acara di Washington D.C," ungkap salah satu warga negara Indonesia (WNI) di AS, Made Supriatma dalam akun Facebook-nya, Minggu (28/9/2014).

"Banyak yang menganggap bahwa dia lari dari Indonesia, saat keputusan penting untuk merampas hak rakyat atas demokrasi diambil oleh DPR-RI Demisioner periode 2009-2014," lanjut bunyi postingan Made.

"Seperti pengalaman saya mendemo SBY di New York, rupanya SBY ngumpet entah ke mana. Ada kabar yang belum dapat saya konfirmasikan bahwa para demonstran diundang dinner ke dalam Hotel Willard. Namun undangan ini mereka tolak mentah-mentah," beber dia.

Menurut Made, WNI di luar negeri sudah geram dengan SBY terkait keputusan walk out Partai Demokrat yang mengakibatkan Pilkada langsung kalah voting di DPR.

"Rakyat di luar negeri sudah bergerak! Mereka muak. Kita semua muak dengan kemunafikan yang dipertontonkan oleh rezim SBY bersama keluarga dan kroni-kroninya. Kita muak dengan persekutuan senyapnya dengan Prabowo Subianto, Amien Rais, Aburizal Bakrie, Anis Matta dan semua koalisi Kapak Merah itu," tambah dia.

"Sodara, persiapkanlah sesuatu menyambut kepulangannya. Kalau dia mengatakan marah dan prihatin... Waspadalah. Dari pengalaman, ini hanya tipuan belaka!" kecam Made.

Dalam akun Facebook miliknya, pria yang juga dikenal masyarakat sebagai peneliti militer dan pengamat masalah sosial politik itu juga memposting video yang berisikan kritik pedas untuk orang nomor satu di Indonesia terkait RUU Pilkada.

Melalui akun tersebut, Made menyebutkan bahwa SBY hari ini berada di Kyoto.

"Dia menerima gelar doktor dari Universitas Ritsumeikan, Kyoto. Dia akan pulang minggu petang waktu Indonesia dan kabarnya akan marah dan kecewa sebelum menggugat UU Pilkada. Silakan Sodara ikut marah dan kecewa. Tapi tolong, kemarahan dan kekecewaan itu disalurkan ke SBY saja!" tegas dia.

Made juga mengemukakan sempat ikut demo serupa di Washington.

Sebelumnya, usai RUU Pilkada dengan opsi pemilihan oleh DPRD disahkan, Presiden SBY mengaku kecewa. SBY juga menyatakan berat menandatangani UU Pilkada.

"Bagi saya, berat untuk menandatangani UU Pilkada oleh DPRD, manakala masih memiliki pertentangan secara fundamental, konflik dengan UU yang lain. Misalnya UU tentang Pemda," kata SBY dalam keterangan pers di The Willard Hotel Washington DC, Amerika Serikat.

Sebagai Presiden, SBY menilai UU Pilkada sangat bertentangan dengan UU Pemda. Khususnya pada klausul atau pasal-pasal yang mengatur tentang tugas, fungsi, dan kewenangan DPRD.

Selain itu, lanjut SBY, UU Pilkada juga tidak sesuai dengan UU yang mengatur tentang DPRD, yang tidak memberikan kewenangan kepada DPRD untuk memilih kepala daerah. Karena itu, SBY menilai UU Pilkada akan sulit dieksekusi.

SBY berharap pencapaian demokrasi di Indonesia selama satu dekade ini tidak mengalami kemunduran, hanya karena pemilihan kepala daerah secara tidak langsung atau melalui DPRD. "Saya pribadi tidak ingin ada kemunduran. Pada era kepresidenan saya, sebetulnya selain presiden dan wapres dipilih langsung, juga bupati, wali kota, dan gubernur. Itu pilihan saya, saya tidak pernah berubah," tegas SBY. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini