Sukses

Jokowi Disadap, Ketum Nasdem: Itu Konsekuensi, Harus Siap

Ketika terjun dalam pemerintahan maupun dunia politik berbagai konsekuensi baik dan buruk harus siap ditanggung.

Baru-baru ini isu penyadapan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi itu merebak ketika ia mengakui ditemukan 3 alat sadap di rumah dinasnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mengatakan konsekuensi penyadapan dan hal buruk lain yang mungkin terjadi, harus siap dihadapi kalangan politisi di tahun politik ini. Terutama bagi mereka yang dinilai berpotensi memberi pengaruh besar terhadap masyarakat.

"Konsekuensi penyadapan bisa terjadi. Apakah Mas Jokowi, Ibu Mega, atau saya sendiri ya harus siap," ujar Paloh usai memimpin Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (23/2/2014).

Menurut Paloh partai politik Indonesia terbiasa berkompetisi dalam persaingan tidak sehat. Penyadapan tersebut bagi pihaknya cukup mengecewakan. Namun ia kembali menegaskan, ketika terjun dalam pemerintahan maupun dunia politik berbagai konsekuensi, baik dan buruk harus siap ditanggung.

"Konsekuensi begitu harus siap kita hadapi. Tapi saya kan bukan penguasa atau aparat pemerintah, antisipasi tidak ada. Lagipula kita (Nasdem) kan juga tidak melakukan sesuatu yang menambah suasana jadi keruh. Baik ucapan atau tindakan," pungkas Paloh.

Sementara Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menilai, kabar penyadapan yang terjadi di rumah dinas Jokowi hanyalah pengalihan isu. Sebab, kabar penyadapan tersebut baru digulirkan baru-baru ini, meski penyadapan telah diketahui sejak Desember 2013.

"Beliau (Jokowi) itu kan sedang diserang orang. Jadi isu (penyadapan) pengalihan isu," kata Marzuki.

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo sebelumnya juga menyatakan, Jokowi telah melaporkan kasus dugaan penyadapan itu kepada kepolisian. (Alv/Rmn)

Baca juga:

`Jokowi Tahu Siapa yang Menyadap`
Sekjen PDIP: Jokowi Lapor Polisi Karena Diteror
Takut Disadap Lagi, Jokowi Minta Bantuan Lembaga Sandi Negara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.