Sukses

Pramono Edhie Juga Terkena Imbas Abu Kelud

Pramono tengah dikejar waktu untuk berkunjung daerah-daerah lain dalam sosialisasi pencapresannya.

Hujan abu vulkanik sejauh ratusan kilometer akibat meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, membuat Bandara Internasional Juanda Surabaya ditutup untuk sementara waktu.

Akibatnya, puluhan orang yang sudah memesan tiket pesawat dari dan menuju Surabaya beralih menaiki kereta api, seperti yang dialami adik Ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Pramono Edhie Wibowo.

Pramono terpaksa beralih naik kereta api Argo Bromo Anggrek pada pukul 08.00 WIB pagi tadi dari Surabaya menuju Jakarta, usai mengikuti debat Capres peserta Konvensi Demokrat pada Kamis malam kemarin di Surabaya.

Hal tersebut dilakukan karena Peserta Konvensi Demokrat itu tak mendapatkan tiket pesawat di Bandara Juanda akibat ditutup karena cuaca buruk. Apalagi, dirinya tengah dikejar waktu untuk berkunjung daerah-daerah lain dalam sosialisasi pencapresannya.

"Saya harus mengejar pesawat untuk kunjungan ke daerah lain," jelas Pramono dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (14/2/2014).

Pramono menjelaskan, naik kereta api baginya bukan hal yang baru. Sebab, selama menjadi prajurit TNI dirinya kerap melakukan bepergian keluar kota dengan menggunakan kereta api.

"Sejak dulu di TNI kalau pulang saya sering naik kereta api. Kereta api adalah transportasi darat yang nyaman dan merakyat," ungkap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu.‎

Saat di dalam kereta, Pramono menyempatkan diri menyapa sejumlah penumpang dan mendengar banyak masukan masyarakat terkait letusan Gunung Kelud yang ternyata berdampak pada sejumlah daerah di Jawa.‎

Dengan demikian Pramono menegaskan, peningkatan dana serta manajemen penanggulangan bencana sangat diperlukan untuk ke depannya. Karena menurutnya, Indonesia berada di wilayah rawan bencana alam.

"Indonesia berada di wilayah ring of fire, wilayah rawan bencana alam. Oleh karena itu, manajemen penanggulangan bencana harus diintensifkan termasuk memberikan pendidikan sigap tanggap penanggulangan bencana sejak dini kepada masyarakat terutama di wilayah rawan bencana," tukasnya. (Adm/Ism)

Baca Juga:
Resep Menjaga Wilayah Perbatasan Versi Pramono Edhie
Tak Diketahui Kapan 6 Bandara yang Tertutup Abu Beroperasi Lagi
Gunung Kelud Meletus, 2 Orang Tewas dan 18 Hilang di Malang
Surono: Tanda Alam, Harimau Turun Sebelum Kelud Meletus

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.