Sukses

Libur Panjang Imlek, Warga China Mudik Massal Naik Motor

Tradisi mudik juga dilakukan masyarakat Negeri Tirai Bambu saat libur panjang dalam rangka perayaan Tahun Baru China atau Imlek.

Tradisi mudik juga dilakukan masyarakat Negeri Tirai Bambu saat libur panjang dalam rangka perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Selain mudik massal menggunakan moda transportasi umum seperti kereta, bus dan pesawat, mereka pun senang mudik dengan sepeda motor. Saat itu, ribuan sepeda motor pun memadati jalan raya.

Dilansir dari Sydney Morning Herald yang dikutip Liputan6.com, Jumat (31/1/2014), salah satu yang melakukan mudik massal dengan sepeda motor adalah Lu Qiao. Ia tak sendiri, melainkan mudik bersama beberapa orang rekannya. 

Lu dan rekan-rekannya sudah bangun sejak pukul 04.00 pagi. Mereka berharap dengan berangkat lebih pagi, perjalanan jauh mencapai 10 jam itu bisa dilalui tanpa hambatan.

Namun, baru satu jam berkendara, masalah telah melanda. Ban belakang salah satu dari 5 konvoi sepeda motor  bocor dan butuh perbaikan darurat segera.

Meski mendapat masalah, Lu yang mudik ke Desa Longwan sekitar 400 kilometer di barat daya Guangzhou, sangat optimis menghadapi kesulitannya.

"Hal-hal seprti ini kadang-kadang tak bisa dihindali. Itulah hidup," kata Lu dengan senyum kecut. "Tapi, pada akhirnya kami toh masih bisa pulang," katanya.

Menurut Lu, mereka harus pulang dengan cara apa pun. Karena Imlek adalah perayaan penting, kesempatan berkumpul dengan keluarga dan orang-orang terkasih.

Sebanyak 1,3 miliar orang China yang mudik demi menyambut Tahun Kuda, dan menyebabkan terjadinya migrasi manusia tahunan terbesar di dunia.

Bagaimana tidak, lebih dari 3,6 miliar perjalanan tercatat dilakukan oleh orang China saat perayaan Imlek. Baik melalui kereta api, bus dan pesawat.

Tiket bus dan kereta pun hampir mustahil untuk didapatkan saat libur Imlek. Orang-orang berebut mendapatkannya. Mereka yang tak mendapatkan tiket, terpaksa mudik dengan sepeda motor.

Diperkirakan 400 ribu orang akan melakukan perjalanan pulang dengan sepeda motor tahun ini, mendorong pemerintah untuk memberikan pengawalan polisi di jalan raya, dan menyediakan satu drum raksasa bensin milik negara yang diberikan kepada para pemudik secara gratis.

Perjalanan yang cukup jauh, membuat para pemudik dengan motor itu berhenti untuk istirhat beberapa kali di pinggir jalan. Saat itu, para relawan membagikan bubur gratis, teh  dan bahkan internet nirkabel serta layanan fasilitas telepon gratis.

Sekitar 260 juta pekerja migran pedesaan pindah ke kota untuk mencari penghasilan yang lebih baik. Sementara 157 juta pekerja migran meninggalkan anak-anak mereka di rumah dititipkan dengan orangtua. Bagi banyak orang, saat Imlek adalah satu-satunya waktu untuk bisa pulang setelah bekerja keras sepanjang tahun.

Provinsi Guangdong, pusat manufaktur utama di China selatan, tercatat memiliki populasi yang sangat besar pekerja migran. Kebanyakan para pekerjanya dari negara bagian tetangga Guangxi.

Tahun ini, perhatian khusus terjadi pada sistem kereta api. Sebab ini adalah tahun pertama sejak reorganisasi perusahaan kereta api itu, dari sebuah kementerian pemerintah yang terpisah dengan perusahaan milik negara.

Pelayanan moda transportasi massal kereta api telah berada di bawah pengawasan ketat sejak mantan menteri Perkeretaapian Liu Zhijun dipecat pada tahun 2011, atas dugaan korupsi. Juli 2013, Liu dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan, karena penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan. (Tnt/Ein)

Baca juga:

Wow! Naga Raksasa 100 Meter Muncul di Perayaan Imlek Australia
Peringatan Imlek, 90 `Kuda Bersinar` Mejeng di Singapura
Imlek, PM Singapura: Banyak Anak untuk Generasi Berikutnya






* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.