Sukses

Kala Oppie Andaresta Hibur Anak Korban Banjir di Condet

Meski baru saja terkena musibah banjir, raut wajah jenuh tak terpancar dari anak-anak korban banjir di Condet.

Suara khas anak-anak begitu keras terdengar dari salah satu ruang kelas TPA Al Iwan, Jalan Eretan II, RT 2/1, Balekambang, Condet, Kramatjati, Jakarta Timur. Meski baru saja terkena musibah banjir, raut wajah jenuh tak terpancar dari mereka.

Ditengok lebih dalam, ruangan berantakan lantaran tergenang banjir dan jadi lokasi pengungsian. Anak-anak duduk rapi di lantai menghadap 3 orang dewasa di depannya. Diam, tersenyum, teriak, hingga tertawa terbahak-bahak. Begitulah respons yang ditunjukan saat ketiga orang itu berdongeng.

Seorang wanita memainkan gitar dengan lagu-lagu anak bertema lingkungan. Seorang laki-laki tampak menggendong boneka orang utan. Sementara lainnya menceritakan dongeng jenaka yang menghibur dan mendidik. Ya, mereka ialah Resha Rashtrapatiji, Dwi, dan sang artis yang kini aktif pada dunia lingkungan, Oppie Andaresta.

"Badu teman-temanku dia memang badung suka membuang sampah sembarang jalan. Selokan dimana-mana bikin lingkungan kotor dan tak nyaman. Tiba-tiba hujan datang, selokan mampet. Air semakin tinggi masuk rumah. Badu kebanjiran. Jangan buang sampah sembarangan, bikin kotor lingkungan dan tidak sehat. Buang sampah pada tempatnya kalau rumahmu nggak mau kebanjiran, nggak mau kebanjiran," lantun Opie di hadapan anak-anak korban banjir.

Lirik lagu itu sangat cocok dengan kondisi yang mereka rasakan. Tepuk tangan anak-anak mengiringi lagu itu menunjukkan mereka sangat menikmatinya.

Riuh tepuk tangan 50 anak-anak kian meriah saat Otan, boneka orang utan di sisi kanan Resha mulai beraksi. Otan bercerita kondisi hutan Indonesia yang sangat memprihatinkan. Otan tak sendiri. Opie kembali membawakan hits berjudul 'Orang Utan' dan menambah suasa dongeng kian hidup.

Banyak nilai-nilai kehidupan, seperti sampah, pohon, banjir, dan reduce reuse recyle yang terselip dari dongeng. Meski dibawakan dalam waktu 2,5 jam, tak ada satu pun para bocah itu bosan dan acuh dengan cerita. Mereka sangat antusias.

Dongeng yang disampaikan pada anak-anak korban banjir itu bukan pertama bagi Resha dan Dwi. Lokasi ini menjadi yang ke-14 sejak banjir melanda 13 Januari lalu. Keduanya tergabung dalam Gerakan Para Pendongeng Untuk Kemanusiaan (GePPuk).

"Anak-anak sering terlupakan, terutama dalam kondisi seperti ini. Bantuan yang datang lebih pada kebutuhan pokok. Sementara, psikis anak-anak yang mulai bosan selama di pengungsian. Di situlah kita berperan. Karena anak-anak butuh menyalurkan tenaganya, jangan sampai malah melakukan hal yang aneh dan berujung celaka," kata Resha, Jumat
(24/1/2014).

Pengalaman Pertama

Sedangkan bagi sang maestro Oppie Andaresta, berdongeng selama banjir Jakarta 2014 merupakan kali pertama. Menurutnya, kolaborasi lagu dan dongeng merupakan salah satu cara menghilangkan trauma anak terhadap bencana atau banjir. Dengan itu, pesan-pesan moral tentang lingkungan juga dengan mudah diselipkan.

"Dongeng cara yang jitu. Lagu juga, kan seperti itu. Seperti di lagu 'Tanam Pohon'. Saya bikin pohon jadi sebuah personifikasi. Pohon itu kan makhluk hidup, pohon adalah teman kita. Karena dia teman kita maka kita treatment itu pada anak-anak," katanya sambil memegang gitar coklatnya.

Opie yang mengenakan kaos abu-abu celana hitam itu mengatakan, menghilangkan trauma pada anak-anak memang cenderung lebih mudah. Karena itu mereka harus diberi kegiatan positif seperti ini.

"Memang tergantung case-nya. Tapi memang anak-anak harus dibuat sibuk dengan kegiatan. Tapi, harus kegiatan positif seperti ini," lanjutnya.

Selain bernyanyi dan berdongeng, anak-anak juga diberi hadiah. Bagi mereka yang bisa menjawab pertanyaan, Opie menyiapkan 3 album berisi lagu tentang lingkungan. Sedangkan GePPuk memberi 10 buku catatan. (Ali/Rmn)

Baca Juga:

[VIDEO] Komunitas Pendongeng Hibur Anak-anak Korba Banjir
Korban Banjir Jakarta yang Mengemis Ditertibkan Siang Ini
Korban Banjir di Bidaracina Juga Mulai Mengemis
Korban Banjir di Tanjungan, Jakarta Mulai Flu dan Gatal-gatal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.