Sukses

Dugaan 2 Skenario Politik di Balik Kenaikan Harga Gas 12 Kg

Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia , Ray Rangkuti, menduga ada skenario politik melalui kenaikan harga gas elpiji 12kg.

Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menduga kenaikan harga gas Elpiji 12 kg di awal tahun 2014 merupakan skenario politik jelang Pemilu 2014. Bahkan, menurutnya ada 2 target sekaligus yang akan dicapai melalui kebijakan tersebut.

"Kenaikan harga gas Elpiji 12 kg di awal tahun 2014 ini, target pertama dan minimal adalah menjadikan Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai sasaran tembak. Yakni menjadikan nama Dahlan tercemar di mata masyarakat luas, khususnya kelas menengah dan bawah," kata Ray, dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/1/2014).

Hal itu, kata Ray, tentu tak lepas dari kokohnya nama Dahlan Iskan sebagai pemuncak dalam berbagai survei kandidat capres Partai Demokrat. Sementara nama yang digadang-gadang nampaknya tidak juga mendapatkan kesan postif di masyarakat.

"Bila nama Dahlan dibuat buruk di masyarakat, maka ada kemungkinan nama-nama yang diinginkan terpilih dalam konvensi akan makin mudah dinominasikan," tuturnya.

Sedangkan target kedua, lanjut dia, partai-partai koalisi dapat menjadi pahlawan dengan menolak kenaikan harga gas Elpiji 12 kg tersebut, sehingga elektabilitasnya meningkat karena mendapatkan simpati publik.

"Sejak awal kemungkinan memang dibuat skenario untuk menaikan harga Elpiji, tetapi sekaligus begitu diumumkan Pertamina, akan dibatalkan oleh partai-partai yang sebelumnya mendukung," ungkap Ray.

Target dari skenario ini, menurut Ray, agar partai koalisi terlihat prorakyat, peduli pada kesulitan dan sensitif terhadap kehendak publik. Dengan begitu, sedikit banyak diharapkan akan dapat menaikkan baik popularitas maupun elektabilitas partai.

"Dalam hal ini terlihat sangat dominan menolak adalah Demokrat dan PAN. Padahal sebelumnya, 2 partai ini kalau tak disebut mendukung (kebijakan), seolah membiarkan Pertamina mengambil sendiri kesimpulan menaikkan atau menurunkan harga gas Elpiji," ungkapnya.

"Inilah nampaknya 2 target yang hendak dicapai dalam skenario kenaikan harga gas Elpiji. Kita tunggu skenario dan permainan berikutnya," pungkas Ray.

Mulai 1 Januari 2014, PT Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi kemasan 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kg. Di  kalangan distributor beberapa daerah harga elpiji 12 Kg mencapai Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu dari harga semula Rp 80 ribu. (Adm/Mut)

Baca juga:
PPP: Menteri ESDM Tak Tahu Harga Gas Elpiji 12 Kg Naik? Aneh!
Harga Elpiji 12 Kg Naik, Masyarakat Mulai Melirik Bright Gas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini