Sukses

Varietas Unggul Padi Hasil Mutasi Radiasi

BATAN hingga tahun 2013 telah melepas 20 varietas unggul padi untuk program peningkatan produktivitas pangan bagi kesejahteraan masyarakat.

Untuk mempertahankan kualitas varietas yang disukai petani, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PATIR-BATAN) melakukan teknik kombinasi persilangan dan iradiasi pada varietas IR-36, IR-64, dan IR-74 dengan varietas padi hasil mutasi radiasi yang telah dihasilkan BATAN sebelumnya, yaitu Atomita-1, Atomita-2, Atomita-3, Atomita-4, dan Cilosari.

Selain itu, juga dilakukan teknik iradiasi terhadap varietas Cisantana, Diah Suci, Cimelati, dan varietas lokal Pandanwangi (Cianjur) dan Super Win (Sulawesi Utara). Dari pemanfaatan teknik tersebut telah diperoleh galur-galur harapan baru yang mempunyai sifat unggul yang dikehendaki. Setelah melalui uji multilokasi untuk mengetahui tingkat keunggulannya, galur-galur harapan tersebut kemudian dilepas sebagai varietas unggul baru.

BATAN hingga tahun 2013 telah melepas 20 varietas unggul padi untuk program peningkatan produktivitas pangan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian. Dari 20 varietas unggul tersebut, 19 varietas diantaranya untuk lahan sawah irigasi dengan nama Atomita-1 sampai Atomita-4, Cilosari, Woyla, Meraoke, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang, Mira-1, Bestari, Inpari Sidenuk, Inpari Mugibat, termasuk tiga varietas lokal yakni Pandanputri, Suluttan Unsrat 1, dan Suluttan Unsrat 2, serta satu varietas padi gogo dengan nama Situgintung.

Padi varietas Mira-1 adalah hasil seleksi pedigree dari penyinaran benih varietas Cisantana dengan sinar Gamma 60Co dengan dosis 0,20 kGy, kegiatan laboratorium dilakukan di PATIR-BATAN di Pasar Jumat pada tahun 2000. Benih M1 ditanam di Pusakanagara Subang dan dipanen satu malai setiap tanaman. Semua tanaman M1 ditanam sebagai tanaman M2 masing-masing sebanyak 30 tanaman setiap malai.

Seleksi pedigree terhadap tanaman M2 dilakukan dan diperoleh 15 galur yang mempunyai sifat agronomi berbeda dengan varietas Cisantana yaitu ujung gabah tidak berbulu. Setelah dilakukan pemurnian beberapa generasi dan pengujian terhadap hama wereng coklat serta penyakit hawar daun serta pengujian daya hasil diperoleh galur mutan 1688/PSJ yang mempunyai produksi tinggi, tahan hama wereng biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan agak tahan strain IV, berumur genjah dengan tekstur nasi pulen serta mutu dan kualitas beras bagus.

Padi varietas Bestari berasal dari galur-galur mutan iradiasi padi varietas Cisantana dengan sinar gamma dosis 0,2 kGy. Seleksi galur mutan terbaik yang telah dilakukan terutama untuk meningkatkan hasil panen, baik secara kuantitas maupun kualitas dilihat dari kandungan amilosa serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Salah satu mutan yang paling unggul adalah mutan dengan nomor seleksi Obs-1692/PsJ, dimana produktivitasnya tinggi, berumur genjah, tekstur nasinya pulen, tahan hama wereng coklat biotipe 1 dan 2 serta agak tahan biotipe 3. Selain itu juga tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan agak tahan terhadap strain IV.

Setelah dilakukan uji multilokasi pada 28 lokasi, mutan ini kemudian dilepas oleh Menteri Pertanian pada tanggal 28 Juli 2008 dan diberi nama Bestari dengan sertifikat No. 1012/Kpts/SR.120/7/2008.

Padi verietas Inpari Sidenuk berasal dari singkatan Inbrida Padi Irigasi Dedikasi Nuklir adalah benih padi yang saat ini menjadi pilihan petani. Petani lebih suka menyebutnya dengan Sidenok. Varietas itu dirilis Mei 2011 lalu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 2257/Kpts/SR.120/2011. Benih ini sempat menyita perhatian para pengunjung Pameran Pembangunan Pertanian Nasional 2011 dalam Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XIII yang berlangsung di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur dikarenakan memiliki umur tanam yang cukup pendek yaitu 103 hari dan memiliki potensi hasil 9,1 ton gabah kering giling perhektarnya.

Inpari Sidenuk adalah hasil dari iradiasi sinar Gamma 0,20 kGy pada benih Diah Suci yang merupakan hasil persilangan Cilosari dengan IR-74 yang kemudian dimutasikan dengan cara iradiasi. Memiliki cita rasa pulen, berumur genjah dan juga tahan akan serangan hama wereng coklat strain 1, 2, dan 3, tahan akan serangan penyakit bakteri hawar daun strain 3 dan agak tahan strain 4.
 
Padi varietas Inpari Mugibat adalah singkatan dari Mutasi Unggul Iradiasi BATAN, adalah benih padi unggul teranyar yang dihasilkan oleh Pemulia BATAN, Prof Dr Mugiono. Varietas ini merupakan hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dilepas Balai Besar Padi Kementerian Pertanian pada tahun 2003. Inpari Mugibat juga punya rasa pulen, tahan wereng, dan penyakit hawar daun.

BATAN saat ini terus melakukan upaya pengembangan varietas padi. Salah satu tujuannya adalah menciptakan padi unggul sehingga mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan. Iradiasi adalah salah satu cara menciptakan keanekaragaman yang teknologinya sudah siap. Selain itu, BATAN juga berupaya untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat bahwa nuklir tidak selalu berdampak buruk. Pengembangan varietas padi dengan teknik mutasi radiasi adalah salah satu contoh manfaat nuklir. (Adv)

Baca Juga
Mira-1, Varietas Unggul Hasil Riset Nuklir
Teknologi Nuklir Ikut Mendukung Swasembada Beras
BATAN Lakukan Riset Benih Unggul Tanaman Pangan
BATAN Banyak Hasilkan Benih Unggul Bermutu

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini