Sukses

Keluarga Gandhi dan Kekuasaan yang Berlumur Darah

Keluarga ini telah memasok 3 PM buat India: Pandit Jawaharlal Nehru, Indira Gandhi, dan Rajiv Gandhi.

Manmohan Singh telah uzur. Usianya mencapai 81 pada tahun ini. Kelak, ia bakal dikenal sebagai lokomotif reformasi perekonomian India. Kontribusinya dalam membalik nasib buruk negara itu telah membekas sejak 1991 saat diangkat menjadi menteri keuangan.

Pada 2014, ia nyaris dipastikan bakal melepas jabatan perdana menteri yang telah berada di pundaknya sejak 2004. Menunggu sosok yang usianya setengah Manmohan: Rahul Gandhi.

Rahul kini adalah Wakil Ketua Partai Kongres, partai yang mendudukkan Singh di kursi PM. Ketua partai itu dijabat ibunda Rahul, Sonia Gandhi. Ya, inilah potret dinasti politik 'terhebat' di India.

Keluarga ini telah memasok 3 PM buat India: Pandit Jawaharlal Nehru (kakek buyut Rahul, periode 1947– 1964), Indira Gandhi (nenek Rahul, 1980–1984), dan Rajiv Gandhi (ayah Rahul dan suami Sonia, 1984–1989).

Rahul adalah anak blasteran karena Sonia berasal dari Italia. Rahul makin 'terbaratkan' karena faktor pendidikan. Ia meraih master dalam Studi Pembangunan dari Trinity College, Cambridge. Kemudian, ia bekerja di firma milik pakar manajemen Michael Porter selama tiga tahun. Rahul kembali ke India pada 2002.

Ia telah menyiapkan diri. Misalnya, dengan menyatakan menomorsatukan penanganan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan-- yang secara historis menjadi pendukung Partai Kongres.  

"Pada 2014, akan lahir pemerintah kaum miskin, pemerintah kaum muda. Kami akan memberdayakan setiap elemen dari masyarakat. Saya tidak takut dan tidak ada satu pun yang bisa menakut-nakuti kami," kata Rahul, Rabu 9 Oktober 2013, di Rampur, 150 km sebelah barat New Delhi.

Ia juga layak menekankan soal 'muda' karena, seperti dikutip dari The Guardian, setengah dari 1,2 miliar rakyat India berusia di bawah 26 tahun. O, iya, Rahul juga terbilang muda. Pada 2014, ia baru 44 tahun.

Kakek buyut Rahul, Jawaharlal Nehru, menjadi perdana menteri India pada usia 58 tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman


Jawaharlal Nehru

Lahir pada 1889, Nehru berasal dari keluarga sejahtera. Ayahnya seorang pengacara. Kemampuan finansial membuat Nehru bisa dikirim bersekolah di Inggris.

Di Inggris, ia membaca trilogi Garibaldi karya sejarawan G.M. Trevelyan. Nehru mengaku sangat mengagumi Travelyan yang dianggapnya sebagai seorang revolusioner. Ia menulis, "Visi dari tindakan serupa di India di masa mendatang, dalam perjuangan saya demi kemerdekaan India."

Ia belajar hukum di Inner Temple London. Kembali ke India pada 1912, Nehru membuka kantor pengacara. Pada 1916, ia menikahi Kamala Kaul.

Nehru kemudian menceburkan diri ke politik dengan masuk Kongres Nasional India yang berjuang untuk memperoleh otonomi yang lebih besar dari Inggris. Ia sangat mengagumi pemimpin organisasi itu, Mohandas Karamchand atau Mahatma Gandhi.

Selama 1920-an dan 1930-an, Nehru berulang kali dipenjara oleh Inggris gara-gara menggerakkan pembangkangan sipil.

Usai Perang Dunia ke-II, perannya makin penting dalam upaya memerdekakan India. Ketika India memperoleh kemerdekaan pada 1947, Nehru menjadi perdana menteri pertama.

Di saat itu, Nehru telah memiliki seorang putri: Indira--lahir pada 1917. Indira pernah memiliki seorang adik lelaki tapi meninggal saat masih bayi. Alhasil, ia menjadi anak tunggal Nehru dan istrinya, Kamala Kaul.

Selama menjadi PM, sedikitnya ada 4 upaya pembunuhan yang menimpa Nehru. Di antaranya, pada 1947, saat mengunjungi kawasan yang kini menjadi bagian dari Pakistan. Lalu, bom di jalur kereta api di Maharashtra pad 1961.

Sejak awal, dinasti ini memang 'dekat' dengan darah dan kekerasan sebagai target. Nehru sendiri baru meninggal pada 1964 akibat stroke dan serangan jantung.

Ketika Nehru meninggal dunia, sebuah koran India mengutip kata-kata Nehru sendiri saat Mahatma Gandhi dibunuh: "Cahaya meninggalkan kehidupan kita dan kegelapan ada di mana-mana."
3 dari 5 halaman


Indira Gandhi

Nehru digantikan Lal Bahadur Shastri. Putrinya, Indira, didapuk menjadi Menteri Informasi. Saat itu, Indira adalah Presiden Partai Kongres. Indira kerap jadi pendamping sang ayah sejak 1936, menggantikan ibunya yang wafat.

Indira juga bersekolah di Inggris, di kampus prestisius: Oxford. Ia belajar sejarah, politik, dan ekonomi. Ijazahnya sendiri diraih untuk studi Latin.

Pada 1942, ia menikah dengan Feroze Gandhi, yang mengubah namanya dari "Feroze Khan" tapi tak memiliki hubungan kekerabatan dengan Mahatma Gandhi. Feroze juga seorang politisi Partai Kongres.

Ketika Shastri meninggal dunia pada 1966, Indira menggantikannya.

Indira banyak dipuji karena kebijakan dalam bidang pertanian. Namun, ia juga dikecam karena memerintah dengan 'tangan besi'.  Pada 1975, Pengadilan Tinggi Allahabad menyatakan Indira bersalah karena melakukan pelanggaran pemilihan umum. Indira merespons dengan keras: menyatakan keadaan darurat, mengekang media, serta memenjarakan ratusan politisi oposisi.

Dalam bidang lain, ia juga diprotes karena kebijakan sterilisasi 'paksa' dalam rangka mengurangi jumlah penduduk.

Indira menerapkan sistem perekonomian yang sangat dikontrol negara, tak diserahkan ke pasar. Ekonomi India berjalan terseok-seok. Para ekonom mendesak agar keterbukaan ekonomi diterapkan.

Namun, Indira malah semakin meningkatkan cengkeraman pemerintah terhadap perekonomian. Langkah ini menyebabkan suburnya korupsi dan ekonomi biaya tinggi.

Indira kalah dalam pemilu 1977 dan kemudian dipenjarakan selama 10 hari. Partai Janata menggantikan Partai Kongres. Tiga tahun kemudian, mayoritas rakyat kembali mempercayai Indira dan Partai Kongres. Ia kembali duduk di kursi PM.

Pada tahun yang sama, anaknya, Sanjay Gandhi (lahir 1946), yang menjadi sebagai penasihat politiknya, tewas dalam kecelakaan pesawat di New Delhi. Setelah kematian Sanjay, Indira mempersiapkan anaknya yang lain, Rajiv (lahir 1944), untuk melanjutkan dinasti.

Pada Juni 1984, Indira memerintahkan penyerbuan ke sebuah kuil kaum Sikh di Amritsar. Lebih dari 450 kaum Sikh tewas. 5 bulan kemudian, Indira meregang nyawa di tangan dua pengawalnya sendiri yang berasal dari kaum Sikh. Mereka membalas dendam atas penyerbuan kuil tersebut.
4 dari 5 halaman


Rajiv Gandhi

Meski tak sejak awal dipersiapkan ibunya, Indira, sebagai penerus, Rajiv tiba juga di kursi Perdana Menteri. Ia berkuasa hanya lima tahun, 1984-1989. Tersingkat dibandingkan kakek dan ibunya.

Lebih jauh, mantan pilot ini dianggap tak secemerlang kakek dan ibunya saat berkuasa. Tapi, faktanya ia adalah Perdana Menteri India termuda saat terpilih: 40 tahun.

Di periode itu, Rajiv ternoda karena skandal korupsi. Ia diyakini menerima suap dari perusahaan senjata Swedia, Bofors. Rajiv tak dipidana namun Partai Kongres harus menelan kekalahan dalam pemilu.

Belakangan, situs WikiLeaks menginformasikan dugaan Rajiv sebagai "perantara" alias makelar bagi perusahaan Swedia, Saab-Scania, yang mencoba menjual pesawat tempur ke India pada era 1970-an.

Kawat diplomatik AS yang dibocorkan WikiLeaks menyebut, Gandhi sebagai "negosiator utama" untuk kesepakatan penjualan pesawat jenis Viggen.

Kala itu, Rajiv belum berkecimpung dalam dunia politik, namun punya pengaruh sebagai putra Indira Gandhi. Ternyata pemerintah India lebih memilih jet SEPECAT Jaguar buatan Inggris.

Rajiv bersekolah di Cambridge, Inggris. Di sana, ia bertemu Edvige Antonia Albina Maino atau Sonia, perempuan asal Italia. Mereka kemudian menikah dan dikarunia dua anak, Rahul dan Priyanka.

Pada 1991, Rajiv tewas dalam aksi seorang perempuan Tamil dari Sri Lanka, Thenmuli Rajaratnam. Pelaku bertugas mengalungkan rangkaian bunga ke leher Rajiv. Di pinggangnya ternyata dilekatkan bom. Rajiv tewas seketika.
5 dari 5 halaman


PM ke-4?

Dinasti politik Gandhi dilanjutkan ke tangan Sonia, perempuan tak berdarah India itu. Ia menjadi Ketua Partai Kongres. Rahul yang beranjak dewasa lalu mendampingi sang ibunda.

Jika jadi maju sebagai PM pada pemilu 2014, itu berarti Rahul maju tanpa pengalaman di pemerintahan. Tahun lalu, ia menampik ajakan Manmohan Singh untuk masuk kabinet.

"Saya senang bila bisa melibatkan Rahul di kabinet, namun dia sedang asyik di partainya," ujar Singh, seperti dikutip Associated Press, Senin 29 Oktober 2012. Ini mengherankan. Bagi banyak kalangan, masuk kabinet berarti menjalani masa 'magang' sebagai pengelola negara.

Lawan utama untuk Rahul dan Partai Kongres adalah Narendra Modi, Gubernur negara bagian Gujarat dan kandidat perdana menteri untuk Janata Bharatiya Party (BJP), partai konservatif-nasionalis Hindu yang memegang kekuasaan sebelum dikalahkan pada 2004 .

Reputasi Modi telah ternoda oleh tuduhan bahwa ia gagal melindungi umat Islam selama kerusuhan sektarian di Gujarat pada 2002. Namun populer di komunitas bisnis dan pemilih perkotaan.

Rahul memilih kaum miskin. Maka, ia memulai kampanye di Uttar Pradesh dan Bihar, dua kawasan paling miskin di India. Dinasti itu mungkin akan punya 4 anggotanya yang pernah menjadi PM. (Yus/Ein)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini