Sukses

Eks PM India Rajiv Gandhi "Makelar" Perusahaan Swedia?

Rahasia diplomatik Amerika Serikat kembali dikuak situs pembocor, WikiLeaks. Salah satunya menyoroti dugaan peran mantan Perdana Menteri India, Rajiv Gandhi sebagai "perantara" alias makelar bagi perusahaan Swedia, Saab-Scania yang mencoba menjual pesawat tempurnya ke New Delhi di tahun 1970-an.

Kawat diplomatik AS yang dibocorkan WikiLeaks menyebut, Gandhi sebagai "negosiator utama" untuk kesepakatan penjualan pesawat jenis Viggen.

Rajiv Gandhi kala itu memang belum berkecimpung dalam dunia politik, namun punya pengaruh dan koneksi sebagai putra PM India, Indira Gandhi. Demikian ungkap pihak yang menuduhnya.

Namun, belakangan Saab tak memenangkan kesepakatan itu. Pemerintah India lebih memilih jet SEPECAT Jaguar buatan Inggris.

Saat dikonfirmasi BBC, juru bicara Saab menolak berkomentar. "Karena informasi tersebut berasal dari masa tiga dekade lalu dan hanya berdasarkan percakapan yang tak dilengkapi bukti, kami tak bisa berkomentar," kata juru bicara tersebut.

Rajiv Gandhi menjadi penerus ibunya, yang ditembak  31 Oktober 1984.  Menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah India, pada usia 40 tahun. Dan sayangnya, menemui akhir tragis serupa. Mantan pilot  Indian Airlines itu jadi korban pemboman oleh seorang perempuan bernama Thenmozhi Rajaratnam pada  21 Mei 1991.

Rajiv Gandhi tak bisa lagi dimintai konfirmasi, namun, Partai Kongres yang berkuasa di India, yang dipimpin keluarga dan kerabatnya, menolak mentah-mentah tudingan itu.

"Kredibilitas WikiLeaks dipertanyakan.. Kami tidak menganggap penting tuduhan tersebut maupun kabel diplomatik itu," kata pihak partai seperti dimuat BBC, Selasa (9/4/2013).

Isi Tuduhan

Klaim Wikileaks didasarkan pada "Kissinger Cables" -- yang terdiri dari 41 serial kawat diplomatik antara tahun 1974 hingga 1976, yang memberi gambaran soal pengadaan alat tempur India, di mana diduga perusahaan asal Swedia "memahami pentingnya pengaruh keluarga dalam keputusan final tender pengadaan peralatan tempur".

"Para kolega kami mendeskripsikan Rajiv Gandhi dengan penuh sanjungan, berpendapat keahlian teknisnya tingkat tinggi. Entah ya atau mungkin tidak," demikian tertera dalam kawat diplomatik itu.

"Dengan begitu, kita pasti berpikir pilot penumpang bukan ahli terbaik yang bisa diandalkan untuk mengevaluasi jet tempur. Namun kami sedang bicara tentang seorang pilot pesawat yang punya 'sesuatu' dan mungkin kualifikasi lebih relevan."

Sementara, anggota partai oposisi utama  Bharatiya Janata Party (BJP) mengkritik Partai Kongres terkait dugaan yang melibatkan Rajiv Gandhi yang dibocorkan WikiLeaks.

Semasa hidupnya, Rajiv Gandhi pernah diterpa kontroversi dugaan suap dari perusahaan senjata Swedia,  AB Bofors terkait penjualan lebih dari 400 artileri howitzers ke India.

Tahun lalu, pensiunan kepala polisi Swedia, Sten Lindstrom, yang menimpin penyelidikan skandal Bofors mengatakan, tak ada bukti yang mengarah bahwa Gandhi telah menerima suap.  Skandal suap tersebut mengemuka tahun 1986, dan membuat Gandhi kalah pemilu tiga tahun kemudian.

Pada tahun 2004, ia secara anumerta dibersihkan dari setiap tuduhan terkait kesepakatan tersebut. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.