Sukses

22-12-1972: 10 Minggu Jatuh, 14 Penumpang Pesawat Ditemukan Hidup

Jatuh pada Jumat 13 Oktober, pencarian dihentikan di hari ke-8. Namun, para korban selamat gigih untuk hidup dan ditemukan.

Liputan6.com, Santiago - Pada hari ini, tahun 1972 adalah hari yang dinanti-nanti oleh 14 penumpang pesawat terbang yang selamat saat burung besi itu jatuh di pegunungan Andes, Argentina.

Mereka berhasil ditemukan selamat setelah 10 minggu menanti bala bantuan yang tak kunjung datang. Oleh sebab itu, dua orang diantara korban sepakat untuk berjalan mencari perabadaban agar bisa menghubungi tim medis. Mereka pun 'turun gunung' melalui rute yang tak kalah mengerikannya.

Setelah 10 hari berjalan, sampainya Roberto Canessa dan Fernando Parrado ke sebuah desa. Mereka berdua lalu mengontak otoritas keamanan dan badan SAR untuk menunjukkan di mana bangkai pesawat serta korban selamat lainnya.

6 orang korban selamat diangkut oleh helikopter ke rumah sakit di San Fernando. 8 lainnya yang masih berada di gunung dan dalam kondisi parah, terpaksa menunggu cuaca normal untuk dievakuasi.

Pesawat Fokker 'Fairchild' jatuh dalam perjalanannya dari Montevideo di Santiago ke Chile pada Jumat 13 Oktober. Para penumpang antara lain adalah 'Christian Brothers', tim rugby Uruguay bersama teman-teman dan keluarganya.

Tidak Menyerah

2 Orang yang turun gunung itu adalah Roberto Canessa dan Fernando Parrado. Keduanya masih berusia 19 dan 21 tahun. Meski dingin luar biasa, lapar dan sakit, keduanya memutuskan untuk mencari peradaban dan bala bantuan.

Kedua pria tangguh akhirnya bertemu dengan seorang petani di kaki gunung. Mereka segera dibantu dan ditolong.

Canessa adalah mahasiswa kedokteran tahun kedua saat kecelakaan terjadi. Ia menjelaskan kepada tim penyelamat bahwa awalnya 25 dari 45 penumpang selamat saat pilot mendarat darurat.

Tindakan mendaratkan pesawatnya karena Fokker itu mengalami turbulensi dan kerusakan mesin. 8 orang tewas dua minggu kemudian karena badan pesawat oleng dan tergelincir jatuh.

22-12-1972: 14 Penumpang Pesawat Jatuh Selamat Setelah 10 Minggu (AFP)

Kedua orang itu berbicara dengan tenang dan menunjukkan semangat untuk hidup tak tak kenal menyerah.

Parrado, mahasiswa mesin, menjelaskan bagaimana ia melihat sang ibu dan adik perempuannya merenggang nyawa.

"Mereka salah satu dari yang selamat, namun 2 minggu kemudian, aku melihat mereka terjatuh bersama sisa badan pesawat. Mereka berada dalam salju. Sejak saat itu, aku bertekad, aku harus tetap hidup," kata Parrado seperti dilansir dari BBC On This Day.

Para korban selamat hidup dengan makan wafer cokelat, permen, dan panganan ringan yang mereka temukan di kabin. Untuk air, mereka mencairkan salju.

Kursi pesawat dijadikan tempat tidur dan tinggal di dalam reruntuhan pesawat yang masih tersisa.

Ron Harley, seorang mahasiswa elektro, berhasil menyalakan radio transitor.

"Setelah berusaha mengutak-atik peralatan yang tersedia, rekan kami Ron berhasil menghidupkan radio. Namun, kami sungguh terpukul, di hari ke-8 hilangnya pesawat kami, mereka menyerah dan pencarian korban tak diteruskan," beber Canessa lagi.

Ia mengatakan bahwa mereka melihat banyak pesawat pencari terbang di atasnya. Para korban selamat itu mencoba menarik perhatian. Namun, tebalnya salju menutupi bangkai pesawat membuat mereka tak bisa terlihat.

Kanibal dan Dijadikan Film

4 Hari setelah mereka diselamatkan, sebuah surat kabar di Santiago menuliskan bahwa mereka menjadi kanibal memakan daging jasad teman mereka agar tidak kelaparan. Ke-14 orang itu mengaku bahwa mereka memakan daging manusia, dua hari setelah terbitnya surat kabar itu.

Semua korban selamat berusia 19 hingga 26 tahun, kecuali satu orang berusia 36 tahun.

Roberto Canessa sempat berlaga di kancah politik Uruguay pada 1994. Namun gagal jadi presiden.

Kisah mereka dijadikan buku berjudul 'Alive!' yang ditulis oleh Piers Paul Read. Lalu, diangkat ke layar lebar pada 1993, dibintangi Ethan Hawke.

Ke-14 korban selamat memperingati 30 tahun jatuhnya pesawat mereka pada 2002 dengan mengunjungi lokasi di mana mereka berhasil hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.