Sukses

18-12-1915: Presiden AS Menikah Lagi dengan Keturunan Pocahontas

Edith Bolling Galt menjadi istri kedua Presiden AS Woodrow Wilson. Ia bahkan diduga mengambil peran penguasa saat suaminya stroke.

Liputan6.com, Washington DC - Tahun 1914, menjadi saat-saat terberat bagi Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Istrinya, Ellen Louise Axson, meninggal dunia akibat sakit ginjal. Beberapa pekan kemudian Perang Dunia I pecah.

Hati Wilson hancur. Konon, ia pernah berucap, ingin rasanya seseorang menembaknya. Presiden ke-28 AS itu kesepian dan tak bahagia.

Namun hidupnya berubah pada suatu sore tahun 1915. Pintu lift Gedung Putih tiba-tiba terbuka, seorang perempuan keluar dari sana, mengenakan pakaian jalan-jalan dan sepatu boot yang kotor oleh lumpur.

Sang presiden pun tak membuang kesempatan, ia langsung memperkenalkan dirinya pada wanita memesona itu, Edith Bolling Galt, janda berusia 42 tahun.

Meski tinggal di ibu kota, hidup Edith jauh dari dunia politik. Suami pertamanya adalah seorang pebisnis perhiasan terkemuka.

"Dia seorang janda kaya. Suaminya sudah meninggal dunia selama beberapa tahun. Edith mengenakan pakaian dari Paris dan menyetir sendiri mobil listriknya ke seantero Washington," kata Betty Boyd Caroli, sejarawan, seperti dikutip dari situs PBS.

Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menikah kembali dengan Edith Bolling Galt



Persahabatannya dengan keponakan Wilson membawanya ke Gedung Putih. Setelah 9 bulan berkenalan dengan Presiden AS itu, keduanya akhirnya menikah pada 18 Desember 1915. Edith berusia 43 tahun dan Presiden Woodrow Wilson 59 tahun. 



Meski jarang tampil di depan publik, Ibu Negara baru yang terkenal modis selalu ada di sisi suaminya. Dianggap ikut campur urusan negara. Bahkan ketika AS terlibat dalam Perang Dunia II, Edith mendapatkan akses ke informasi kode rahasia yang telah terpecahkan.

Istri baru Presiden Wilson, Edith Bolling Galt terkenal modis. Ia juga keturunan Pocahontas (Wikipedia)


Sampai-sampai kehadirannya dianggap gangguan oleh para penasihat presiden. Namun, Wilson merasa nyaman bekerja di Oval Office dengan terus didampingi sang istri.

Pada Oktober 1919, Wilson mengalami stroke di tengah kampanye League of Nations, Liga Bangsa-bangsa -- organisasi internasional yang bertujuan mencegah konflik seperti Perang Dunia I.

"Stroke yang dialami Wilson memicu krisis paling parah soal ketidakmampuan presiden dalam sejarah AS," kata sejarawan John Milton Cooper.

Edith mendampingi Presiden Woodrow Wilson yang sedang dalam pemulihan stroke (nypost)


Selama masa pemulihan, Edith mengambil posisi sebagai pendamping. Bekerja sama dengan dokter-dokter sekutunya, ia melarang tamu berkunjung dan berperan sebagai 'penghubung' ke suaminya, menyortir surat-surat, dan dokumen penting.

Saat itu lah ia dituduh memalsukan tanda tangan Wilson, membubuhkannya pada dokumen-dokumen penting, tanpa seizin presiden.

Namun, Edith membantah tuduhan itu dan menyebut pihak lawan membesar-besarkan perannya.

Selain pernikahan kedua Presiden AS, tanggal 18 Desember dicatat dalam sejarah dengan alasan beragam.

Pada 1865, Menlu AS William Seward mengumumkan pelaksanaan Amandemen Ke-13, yang melarang perbudakan. Sementara, pada 1956, Jepang bergabung dalam PBB.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga mencatat sejarah pada 18 Desember 1999, dengan meluncurkan satelit Tera yang membawa 5 instrumen pengamat Bumi: ASTER, CERES, MISR, MODIS, dan MOPITT.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.