Jadi Objek Reshuffle, Menteri Diminta Tak Perlu Banyak Komentar

Liputan6.com, Jakarta - Para menteri diminta untuk tak ikut berkomentar soal isu reshuffle kabinet jilid II. Soal perombakan kabinet adalah ranahnya presiden.

"Seorang menteri tidak usah bicarakan reshuffle, karena reshuffle itu urusan Presiden. Lebih baik dia urus saja bidangnya," ujar anggota Komisi III DPR Arsul Asni di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Pernyataan ini dikeluarkan sang anggota dewan terkait statement Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli. Rizal sebelumnya mengungkap jika reshuffle kabinet kemungkinan akan dilakukan pada akhir tahun ini.

Namun Arsul enggan menilai etis atau tak etisnya sikap Rizal Ramli. Menurut dia, bisa saja Rizal mendapatkan bocoran dari Presiden Jokowi.

"Mungkin sudah dapat info dari Presiden. Soal etis atau tidak itu karakter menteri. Kita tidak bisa katakan itu tidak etis, karena ukurannya etikanya apa tidak tahu," ucap politikus PPP itu.

Objek Reshuffle

Sementara pengamat politik Yunarto Wijaya‎ menuturkan, memang seharusnya menteri tak perlu berkomentar terkait dengan isu reshuffle kabinet. Sebab, menteri adalah objek dari reshuffle itu sendiri.

Dia tidak yakin jika Rizal Ramli atau menteri lainnya dapat bocoran dari Presiden soal reshuffle kabinet ini.

"‎Semua pihak harus diam sampai akhirnya reshuffle. Jangan sampai jadi infotainment. Dan tidak mungkin Presiden bocorkan reshuffle ke objek reshuffle," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika ini.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyebut, reshuffle kabinet jilid II akan dilakukan pada akhir tahun ini. Reshuffle itu, kata Rizal, bertujuan memperkuat perekonomian ke depan.

"Mungkin sebelum akhir tahun ini ada reshuffle jilid II. Pak Joko Widodo akan lebih menentukan menteri-menteri di bidang politik, ekonomi, keamanan, dan lainnya," ujar Rizal saat menjadi Pembicara Utama di Core Economic Outlook, Jakarta pada Rabu 18 November 2015. (Ndy/Sss)