Sukses

Wakapolda Persilakan FPI Selidiki Dugaan Kekerasan oleh Polisi

FPI menuding anggota kepolisian yang memprovokasi aksi penolakan Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta sehingga berujung bentrok.

Liputan6.com, Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) membentuk Tim 9 untuk menelusuri dugaan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap anggota mereka. Ormas tersebut menuding anggota kepolisian yang memprovokasi aksi penolakan Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta sehingga berujung bentrok.

Menanggapi hal itu, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Sujarno enggan mengomentari anak buahnya yang dituduh telah melakukan kekerasan terhadap anggota FPI.

"Saya nggak komen. Terserah mereka. Sudah kita sidik," ucap Sujarno di gedung Ecopark Ancol, Selasa (14/10/2014).

Namun Sujarno tak membantah maupun mengiyakan klaim FPI tentang ada anak-anak yang diinjak-injak polisi saat unjuk rasa, mobil pesantren diajukan, dan lainnya. Yang pasti, dia mengatakan, polisi telah melakukan penyelidikan atas demo anarkis FPI yang telah mengakibatkan polisi terluka.

Sementara Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto juga menegaskan hal yang sama. Pihaknya mempersilakan FPI membentuk Tim 9. Yang pasti pihaknya saat ini telah melakukan penyidikan terhadap kasus demo anarkis FPI saat menolak Ahok menjadi Gubernur DKI.

"Silahkan (bentuk tim). Kita sudah sidik," jelas Heru.

FPI sebelumnya menggelar demo di DPRD dan Balaikota DKI Jakarta pada 3 Oktober 2014 lalu. Mereka menolak Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai gubernur.

Demo berlangsung ricuh. Massa FPI melempari petugas kepolisian yang berjaga di DPRD dan Balaikota dengan batu, pecahan beling, dan kotoran hewan. Sebanyak 11 petugas kepolisian terluka akibat demo FPI itu. Sebanyak 22 anggota FPI telah ditetapkan menjadi tersangka.

Ketua DPP FPI Muhsin Ahmad Alatas mengatakan pihaknya akan segera membentuk Tim 9 untuk menginvestigasi dan mengumpulkan data dan fakta pelanggaran yang dilakukan oleh kepolisian.

"Kami membentuk tim 9 untuk mengumpulkan data dan fakta, karena ada kemungkinan kekerasan dari Polda, seperti anak-anak yang diinjak oleh polisi, mobil pesantren yang dihancurkan oleh polisi dengan bengis dan brutal," kata Muhsin, Senin 13 Oktober. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.