Sukses

Kak Seto: Jangan Salahkan Anak dalam Video Kekerasan Murid SD

Pemerhati anak Kak Seto menyesalkan aksi kekerasan yang dilakukan siswa sekolah dasar terhadap temannya sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerhati anak, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, menyesalkan aksi kekerasan yang dilakukan siswa sekolah dasar terhadap murid lainnya di SD Trisula Perwari di Bukittinggi, Sumatra Barat. Dari peristiwa tersebut, tidak secara serta-merta sang anak harus disalahkan.

"Jangan salahkan anak. Guru dan kepala sekolah harus introspeksi, keseluruhan, juga Kemendikbud," kata Kak Seto usai menjadi saksi fakta dalam persidangan kasus JIS, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (13/10/2014).

Pembuat cerita boneka Si Komo itu menilai, sistem pendidikan sekarang ini tidak ramah anak dan terkesan dipaksakan. Sehingga, peristiwa itu kerap luput dari pengamatan guru, dan dinas pendidikan, dan anak yang menjadi disalahkan.

"Kalau semua diberikan dengan cara kekerasan, paksaan, anak menjadi robot. Maka harus ada pelatihan agar guru lebih kreatif, lebih ramah anak dan profesional gurunya," ucapnya.

Kak Seto juga mengatakan, peran orangtua dalam pendidikan harus dilibatkan secara penuh. Selain itu sekolah juga harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak didik.

"Sekolah juga orangtua dilibatkan, adakan pertemuan rutin. Sekolah yang benar adalah sekolah yang menyenangkan. Solusinya ya mendengar suara anak," tandas Kak Seto.

Sebuah video kekerasan yang diunggah di Youtube membuat heboh. Dalam sebuah tayangan berdurasi 1 menit 52 detik terlihat seorang anak perempuan berseragam sekolah dasar tengah dianiaya teman-temannya.

Video yang diduga kuat diambil di sebuah ruangan kelas itu memperlihatkan murid SD yang mengenakan kerudung ditendang dan dipukuli bergantian oleh teman-temannya di sudut ruangan.

Penganiayaan antara lain dilakukan seorang murid perempuan lainnya dengan menendang tubuh korban. Selanjutnya, sejumlah murid SD laki-laki secara bergantian memukul dan menendang korban sembari meloncat. Sementara, korban yang tersudut hanya bisa menahan pukulan sambil menangis. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini