Sukses

Kutipan Prakarsa Gencatan Senjata Hamas-Israel

Mesir menyerukan kepada Israel dan seluruh faksi Palestina untuk melaksanakan gencatan senjata secara segera.

Liputan6.com, Kairo Melihat perkembangan pertikaian berdarah di Jalur Gaza, pihak-pihak internasional akhirnya turun tangan untuk mencegah semakin banyaknya korban rakyat sipil tak berdosa. Beberapa waktu lalu, pihak Amerika Serikat pernah menawarkan diri untuk menjadi penengah. Uni Eropa juga menyerukan gencatan senjata, namun tidak jelas apakah mereka akan melibatkan diri lebih jauh.

Mesir, yang karena sejarah dan kedekatan geografisnya dengan Jalur Gaza dan Israel, berkepentingan untuk mengambil prakarsa perdamaian. Taruhan ini bukan hal yang mudah bagi Mesir, terutama karena pemimpin Mesir dari kalangan militer, jenderal Al Sisi, masih belum dikenal dalam kancah internasional. Belum lagi adanya luka-luka batin bangsa Mesir karena dukungan Hamas kepada gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Namun demikian, terobosan harus dilakukan untuk memutus lingkaran kekerasan dua pihak yang sama-sama keras kepala itu.

Mengutip dari Haaretz, berikut ini disampaikan terjemahan bebas untuk persetujuan gencatan senjata yang diupayakan oleh Mesir untuk menengahi pihak Hamas dan Israel sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan tanggungjawab sejarah Mersir, dan keyakinan kami akan pentingnya pencapaian perdamaian di kawasan, perlindungan hidup mereka yang tidak bersalah, dan penghentian pertumpahan darah;

Mesir menyerukan kepada Israel dan seluruh faksi Palestina untuk melaksanakan gencatan senjata secara segera, dikarenakan oleh kenyataan peningkatan kekerasan bersama, dan para korban yang menjadi akibatnya, yang bukan menjadi keinginan pihak manapun, selama masa gencatan senjata, dua belah pihak akan mematuhi yang berikut ini:

  1. Israel menghentikan segala permusuhan terhadap Jalur Gaza baik lewat darat, laut, dan udara, dan bertekad untuk menahan diri dari melakukan serangan darat apapun terhadap Gaza dan menyasar warga sipil.
  2. Semua faksi Palestina di Gaza menghentikan segala permusuhan dari Jalur Gaza terhadap Israel baik melalui darat, laut, udara, dan bawah tanah, dan bertekad untuk menahan diri dari menembakkan semua jenis roket, dan dari serangan di perbatasan atau menyasar warga sipil.
  3. Penyeberangan-penyeberangan wajib dibuka dan pergerakan manusia dan barang melalui penyeberangan perbatasan dijalankan setelah situasi menjadi tenang di darat.
  4. Masalah-masalah lain, termasuk masalah-masalah keamanan wajib dibcarakan oleh dua belah pihak.

2. Cara pengejawantahan prakarsa ini:

  1. Telah diputuskan untuk memprakarsai pengejawantahan perjanjian penurunan eskalasi pada jam -- : -- (GMT) pada tanggal -- / 7 / 2014, menunggu pengejawantahan gencatan senjata penuh dalam waktu dua belas jam setelah pengumuman prakarsa Mesir ini dan penerimaannya yang tanpa syarat oleh dua belah pihak.
  2. Perwakilan tingkat tinggi baik dari pemerintahan Israel maupun faksi-faksi Palestina diadakan di Kairo dalam waktu 48 jam sesudah dimulainya pengejawantahan prakarsa ini supaya melanjutkan pembicaraan untuk konsolidasi gencatan senjata dan melanjutkan upaya membangun rasa percaya dua belah pihak. Pembicaraan dilakukan dengan masing-masing pihak secara terpisah (seturut dengan perjanjian konsolidasi penurunan eskalasi di Kairo di tahun 2012).
  3. Dua belah pihak bertekad untuk menahan diri dari melakukan tindakan lain manapun yang bertujuan menganggu pengejawantahan persetujuan ini; Mesir menerima jaminan dari dua belah pihak akan tekad mereka untuk mengejawantahkan apa yang telah disetujui dan mengawal pengejawantahan dan berhubungan dengan setiap pihak seandainya terjadi tindakan apapun yang mengganggu stabilitas. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.