Sukses

Pencarian Pesawat MH370 Melebar ke Samudera Hindia

Angkatan Laut Amerika Serikat pada hari Kamis 13 Maret 2014, memerintahkan kapal ke Samudera Hindia untuk mencari sebuah pesawat Malaysia.

Liputan6.com, Washington - Setelah melakukan pencarian di Selat Malaka, Laut China Selatan dan juga perairan Andaman, kini pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang putus kontak sejak Sabtu 8 Maret 2014, oleh Amerika Serikat melebar ke Samudera Hindia atau ke barat. Sementara negara lain, seperti Malaysia masih melakukan pencarian di Selat Malaka.
 
Angkatan Laut AS pada hari Kamis 13 Maret 2014, memerintahkan kapal ke Samudera Hindia untuk mencari sebuah pesawat Malaysia Boeing 777-200ER itu. Terlebih, ada laporan terdeteksi sinyal pesawat oleh satelit, setelah pesawat nahas itu menghilang dari pantauan radar .
 
"Fokus upaya pencarian bergeser dari Laut Cina Selatan setelah Gedung Putih mengatakan informasi baru, menunjukkan pesawat itu mungkin telah turun ke arah barat di Samudera Hindia," demikian dikutip Liputan6.com dari Channel News Asia, Jumat (14/3/2014).
 
Perahu armada Angkatan Laut AS pun tengah dalam perjalanan menuju Samudera Hindia.
 
"The USS Kidd yang transit di Selat Malaka dalam perjalanan ke Samudera Hindia," kata seorang pejabat angkatan laut mengacu pada kapal perang AS yang awalnya dikerahkan untuk pencarian di Teluk Thailand.
 
"Ini pemahaman saya, bahwa berdasarkan beberapa informasi baru yang belum tentu konklusif, tetapi informasi baru, wilayah pencarian tambahan dapat dibuka di Samudera Hindia, " kata juru bicara Jay Carney .
 
"Kami telah berkonsultasi dengan mitra internasional tentang armada yang tepat untuk dikerahkan," tambah Carney.
 
Pejabat lain juga mengatakan, sebuah pesawat tambahan dari AS juga dikerahakn untuk fokus pencarian terbaru itu. Yakni pesawat intai P-8 Poseidon. 
 
"Pesawat intai P-3 Orion juga sudah membantu upaya pencarian," ujar pejabat yang ak disebutkan identitasnya itu.
 
Pencarian di titik baru ini dilakukan, menyusul laporan adanya sistem komunikasi Malaysia Airlines Boeing 777 yang mendapatkan sinyal dari satelit, selama beberapa jam setelah pesawat hilang dari radar.
 
"Sinyal itu datang dari sistem pesawat yang menyediakan aliran data operasional pesawat itu," demikian seperti diberitakan ABC News.
 
Dari laporan berita terpisah ABC News mengutip dua pejabat anonim AS yang melakukan penyelidikan, adanya sinyal itu diyakini akibat sistem transponder penyimpan data dan pelaporannya --yang melaporkan posisi dalam penerbangan-- dimatikan secara terpisah.
 
Perangkat tersebut sepertinya telah dimatikan pada interval 14 menit satu sama lain, menunjukkan bahwa kemungkinan telah sengaja dinonaktifkan atau bukan rusak akibat dari kerusakan pesawat. Demikian bunyi laporan ABC News itu.
 
Penerbangan Malaysia Airlines MH370 yang membawa 239 penumpang itu lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing sudah sepekan menghilang. Terakhir terdeteksi radar di suatu tempat di Teluk Thailand.
 
Terdeteksinya sinyal tersebut, juga memunculkan kemungkinan bahwa pesawat terus terbang selama beberapa jam. Keberadaan pesawat itu pun menjadi semakin misteri.
 
Pencarian yang dilakukan 8 negara itu awalnya difokuskan pada Laut Cina Selatan, sebelah timur dari Malaysia. Sesuai dengan rute pesawat Boeing 777-200ER itu.
 
Gedung Putih mengatakan bahwa informasi baru yang tidak ditentukan telah mendorong pemerintah untuk meneliti suatu daerah ke barat di Samudera Hindia.
 
Para pejabat Malaysia mengatakan pesawat mungkin telah putar balik setelah lepas landas dari Kuala Lumpur. Sementara para pejabat AS mengungkapkan pada Rabu 13 Maret, bahwa satelit mata-mata militer Amerika  mendeteteksi ada tanda-tanda ledakan udara ketika pesawat itu hilang pada Sabtu 8 Maret pukul 01.30 waktu Malaysia.
 
Namun semua informasi itu belum dapat dipastikan, karena pada pencarian yagn telah dilakukan belum menemukan hasil.
 
Menurut sumber di Malaysia, sistem pada Boeing 777-200ER pesawat mengirimkan sinyal sekitar 1 jam. Namun, sinyal itu tidak bisa menunjukkan apakah pesawat itu masih di udara atau sudah berada di darat.

Informasi tertangkapnya sinyal pesawat yang membawa 227 penumpang serta 12 kru itu tentunya memberi sedikit harapan untuk pencarian. Setidaknya untuk mengetahui apakah hilangnya pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing itu mengalami kegagalan teknis, dibajak, atau hilang karena sebab lainnya. (Rizki Gunawan)
 
Baca Juga:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini