Sukses

Berikan Dukungan, Menlu AS `Terbang` ke Ukraina Besok

Demi memberikan dukungannya para pemimpin baru Ukraina, Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan 'terbang' ke Kiev.

Liputan6.com, New York - Demi memberikan dukungannya para pemimpin baru Ukraina, Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan 'terbang' ke Kiev. Rencananya ia akan bertolak pada Selasa 4 Maret 2014.

Seperti dilansir dari Reuters, Senin (3/3/2014), kedatangan pejabat AS itu juga diperkirakan untuk mencegah pasukan Rusia menguasai semenanjung Crimea.

Kerry rencananya akan menegaskan kembali dukungan kuat Amerika Serikat pada kedaulatan, kemerdekaan, integritas teritorial Ukraina.

Sebelumnya, Kerry mengacungkan ancaman sanksi ekonomi terhadap Rusia. Kerry menekankan keinginan Washington untuk resolusi damai dan analis melihat sedikit kesempatan untuk respons militer dari AS.

Dengan mengabaikan peringatan dari Presiden Barack Obama dan para pemimpin Barat lainnya, Putin memenangkan izin dari parlemen pada Sabtu 1 Maret 2014 untuk menggunakan kekuatan militer di Ukraina. Tujuannya untuk melindungi warga negara Rusia di Ukraina, setelah penggulingan presiden yang didukung Rusia sepekan lalu.

Putin mendapat lampu hijau dari parlemen setelah pasukan Rusia telah menguasai Crimea --sebuah semenanjung Laut Hitam-- yang didiami oleh mayoritas etnis Rusia, di mana Moskow telah lama memiliki pangkalan angkatan laut.

Pada sebuah pertemuan, pejabat senior pemerintah AS berulang kali memperingatkan bahwa Moskow mempertaruhkan diri dengan mengirimkan pasukannya ke Crimea Selatan.

Sementara dalam pembicaraan ekonomi, termasuk kunjungan oleh delegasi Rusia untuk membahas energi telah dibatalkan. Selain itu acara militer yang akan datang juga tampaknya akan ditunda.

Pejabat yang tak disebutkan namanya itu mengatakan, pasukan Rusia saat ini dalam pengendalian operasional lengkap di semenanjung Crimea.

Sementara menurut para analis, sanksi ekonomi AS kemungkinan akan memiliki dampak kecil pada Rusia kecuali mereka ditemani oleh tindakan tegas negara-negara besar Eropa yang memiliki hubungan perdagangan yang lebih dalam dengan Moskow dan tergantung pada gas Rusia.

Para pejabat AS juga mengisyaratkan kemungkinan pengenaan sanksi perbankan, tetapi tampaknya tidak mungkin bahwa Washington akan mengambil langkah drastis seperti terhadap Moskow yang bekerjasama pada isu-isu seperti program nuklir Iran.

Pejabat AS lainnya mengatakan, sanksi ekonomi ketiga akan dikenakan hanya jika Rusia melanjutkan untuk mengambil langkah-langkah agresif. (Raden Trimutia Hatta)

Baca juga:

Ukraina Memanas, Bursa Saham Asia Tertekan

PM Ukraina: Presiden Putin, Tarik Keluar Pasukan Rusia!

Ancaman Serangan Rusia, Militer Ukraina Siaga Penuh

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.