Sukses

Sekjen PDIP Imbau Intelijen Waspadai Jaringan Teroris Muda

Aparat keamanan harus mengantisipasi aksi-aksi kelompok radikal baru yang berpotensi mengganggu keamanan dan stabilitas nasional.

Aparat gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya menggerebek persembunyian kelompok teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten dan di Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 6 orang terduga teroris tewas.

Anggota Komisi I DPR yang membidangi urusan pertahanan Tjahjo Kumolo mengapresiasi kerja keras Densus 88 yang didukung operasi intelijen terpadu dengan melakukan deteksi dini, khususnya operasi intelijen penanggulangan terorisme yang terkait dengan gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia.

"Tahap-tahap Densus 88 mendeteksi menangkap jaringan-jaringan teroris di beberapa kota di wilayah Indonesia menunjukkan gelagat perlunya kerja keras pihak aparat keamanan dan intelijen yang berpacu dengan meluasnya jaringan-jaringan baru teroris muda di Indonesia, yang menunjukkan gelagat pengkaderan yang sistematis dan terpola," kata Tjahjo dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (2/1/2014).

Karena itu, lanjut Tjahjo, intelijen dan keamanan harus mengefektifkan upaya deteksi dini dan pencegahan awal potensi-potensi terorisme serta melakukan secara detail pemetaan jaringan dan aksi-aksi kelompok radikal terorisme. Mereka juga harus mengantisipasi aksi-aksi kelompok radikal baru yang berpotensi mengganggu keamanan dan stabilitas nasional.

"Saya yakin aparat intelijen khususnya Densus 88 sudah mengantisipasi serta melakukan updating peta masalah dengan pembentukan dan pemetaan jaringan pada kelompok-kelompok radikal yang memiliki akses pada jaringan terorisme. Pola gerakan tetap harus dicermati pada wilayah-wilayah pinggiran ibukota dan daerah kota-kota yang berpotensi strategis terhadap ancaman tersebut," tuturnya.

Sekjen PDIP itu pun menyarankan aparat terkait melakukan monitoring dan koordinasi tidak hanya pada jajaran aparat dan intelijen terpadu tetapi juga harus melakukan penggalangan pada tokoh-tokoh masyarakat di berbagai elemen khususnya jaringan narkoba, jaringan penyelundupan dan penjualan senjata gelap, serta harus mampu memonitoring pengamanan jaringan frekuensi radio maupun jaringan kabel.

"Pemerintah harus memberikan perhatian penuh terhadap berbagai akses dan pendanaan terhadap tugas operasional intelijen dalam dan luar negeri serta memperbanyak satuan-satuan intelijen dan Densus 88 serta pasukan terpadu antiteroris khususnya mengefektifkan pola gerakan antisipasi melawan teror kota yang dapat memicu Kantibmas," ungkap Tjahjo. (Mvi/Mut)

Baca juga:
3 Calon `Pengantin` Bom Diamankan Densus 88 di Bogor
Polisi Bakal Sebar Foto 6 Teroris Ciputat
Wacana Bikin Polres Tangsel, Airin Siapkan Lahan di BSD



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini