Sukses

SBY Sindir Megawati di Twitter, PDIP: Salah Persepsi!

Presiden SBY tiba-tiba menyindir pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melalui akun twitternya.

Presiden SBY tiba-tiba menyindir pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melalui akun twitternya. Sindiran yang ditulis SBY di @SBYudhoyono itu pun dinilai PDIP salah persepsi.

"Pak SBY kurang memahami pernyataan Bu Mega, karena intinya pernyataan Bu Mega itu bagaimana para tokoh dapat menjadi seorang pemimpin dan bukan hanya ingin menjadi seorang presiden saja," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Hasto menjelaskan, yang dimaksudkan Megawati itu seorang tokoh bangsa harus menjadi seorang pemimpin dari pada hanya menjabat sebagai Presiden saja. Karena seorang pemimpin itu jauh lebih berat tanggungjawabnya ketimbang seorang yang menjabat gelar Presiden saja. Jadi, kata Hasto, Megawati menginginkan pemimpin di Indonesia betul-betul memikirkan rakyat, terutama kelas bawah.

"Jadi tanggung jawab seorang pemimpin itu cukup berat bukan hanya sekedar tinggi elektabiliasnya saja. Jadi seolah-olah seseorang yang sudah iklan pencapresaan itu sudah siap menyatakan diri sebagai capres, padahal beban dan tanggung jawab seorang capres itu cukup berat," tukas Hasto.

Megawati Soekarnoputri mengaku heran dengan banyaknya tokoh yang ingin maju dalam Pemilihan Presiden 2014. Dia prihatin karena saat ini terlalu mudah bagi sejumlah orang untuk menyatakan ingin jadi presiden.

Keheranan Megawati itu pun dijawab Presiden SBY dalam kicauannya di akun twitter @SBYudhoyono, Senin (11/11/2013). Dalam setiap kicauannya, SBY membubuhkan tagar SAP, yang merupakan judul buku yang tengah ditulisnya, 'Selalu Ada Pilihan'.

"Banyak komentar pesimis dan negatif, "Heran, kenapa banyak yang ingin jadi Presiden, emang enak? Memang bisa bikin baik negeri ini? #SAP," tulis SBY, mengawali twitnya.

Sebagai yang kini menjabat sebagai Presiden, jelas SBY, tidak benar jika Presiden dianggap serba susah, sengsara, dan tidak ada yang bisa diperbuat untuk bangsanya. Bagi pemimpin sejati, suka duka, tantangan berat dan ujian sejarah tentu adalah romantika dan kekayaan hidup yang tiada tara.

"Pengorbanan yang harus dibayar juga luar biasa. Pemimpin adalah sosok yang dipuji sekaligus dibenci. Tapi bagaimanapun itu sesuatu yang mulia. #SAP *SBY*," tulis SBY. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.