Sukses

Bos Media Berpolitik Praktis, Mahfud: Itu Tak Pengaruhi Pemilih

Pemilik media yang terjun ke politik praktis dinilai tak mampu pengaruhi pemilih meski dia mengatur pemberitaan sesuai kepentingannya.

Tak dapat dipungkiri, ada sejumlah pemilik media yang masuk politik praktis. Pemilik pun mampu mengatur pemberitaan medianya sesuai kepentingan. Namun, bagi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, hal itu tak akan terlalu berpengaruh terhadap para pemilih.

"Ada pemilik institusi pers, saya katakan itu sedikit pengaruhnya. Misal ada 30 media di Indonesia, 1 orang punya itu 1 media, dia siarkan berita yang isinya kepentingannya. Nah, itu tidak terlalu berpengaruh, karena sisa media lainnya kan objektif," ungkap Mahfud MD dalam seminar bertema 'Peran Media Televisi Mencerdaskan Pemilih dalam Pemilu 2014', di Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2013).

Mahfud juga menjelaskan kalau pemilu mendatang perlu pengawasan pers. Sebab pilar demokrasi yang ada hanya pers saja yang dinilai masih sehat. "Dari 4 pilar demokrasi itu, yang sehat hanya pers. Pilar demokrasi itu ada legislatif yang sudah begitu rusaknya, eksekutif juga rusak, bukan isu rahasia lagi. Yudikatif juga busuk luar biasa," tegasnya.

Menurut Mahfud, saat ini demokrasi di Indonesia dari segi tertentu sudah sangat baik. Tapi pada demokrasi tingkat elite, terjadi banyak persoalan. Untuk itu, persoalan-persoalan yang tidak sehat itu harus diluruskan. Dan menurutnya, hanya pers yang mampu berbuat itu.

"Jadi, tinggal pers menjadi satu-satunya harapan bangsa. Karena pers sudah banyak memberikan kontribusi. Inilah yang harus dipikirkan dalam membangun masyarakat berbangsa dan bernegara," jelas pria asal Madura tersebut bersemangat.

"Pers itu sangat bagus tumbuh kembangnya dalam negara demokrasi. Jadi tinggal pers harapan bangsa," imbuhnya.

Meski demikian, pada pemilu mendatang, Mahfud menilai indikator demokrasi Indonesia di mata dunia sudah meningkat. "Pemilu itu indikator kemajuan demokrasi kita," ucap Mahfud. (Ali/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.