Sukses

SBY Terkesan Tarik Ulur Putuskan BBM, Agung: Masalahnya Kompleks!

Menurut Menkokesra Agung Laksono, Presiden SBY hanya ingin implementasinya lancar, sesuai harapan, dan tepat sasaran bagi masyarakat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipastikan bukan maju mundur dalam memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Presiden SBY hanya ingin implementasinya lancar, sesuai harapan, dan tepat sasaran bagi masyarakat.

"Ini kan harus koordinasi dengan berbagai pihak, karena sangat kompleks," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Selain itu, lanjut Agung, SBY juga sedang mempertimbangkan kompensasi yang harus diberikan kepada masyarakat. Subsidi BBM sangat besar. Jika harga BBM tidak dinaikkan, akan menjadi ancaman serius untuk fiskal.

Dari 2 opsi yang tersedia, yaitu 2 dan 1 harga (dual atau single price), akhirnya SBY menetapkan 1 harga. Penetapan ini, ucap Agung, menghilangkan dual price yang menimbulkan spekulasi-spekulasi baru.

Sehingga untuk mendukung kebijakan itu, jelas Agung, harus disertai dengan kesadaran penggunaannya. "Akan ada pembatasan supaya penggunaannya tidak berlebihan," imbuh dia.

Ia juga mengimbau agar pegawai negeri sipil dan masyarakat, yang tergolong mampu, untuk membeli pertamax, bukan premium. Jika tidak begitu, Agung merasa khawatir, anggaran alokasi subsidi sebanyak 46 juta kiloliter akan kembali jebol. Selanjutnya Agung mengatakan, harga BBM sampai saat ini masih dikaji.

"Nanti yang umumkan Menteri ESDM, bukan Presiden. Presiden kan yang putuskan saja," tegas Agung. (Ais/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.