Sukses

6 Misteri Dua Bomber Boston Yang Belum Terungkap!

Meski satu tersangka ditangkap hidup-hidup, belum terkuak apa motif dan apakah mereka bertindak sendiri, atau bagian dari jaringan teror.

Tamerlan Tsarnaev (26) tewas diterjang peluru aparat keamanan, sementara adiknya Dzhokar Tsarnaev (19) dibekuk dalam kondisi bernyawa, meski berlumuran darah. Dua bersaudara itu diduga menjadi pelaku peledakan bom di ajang Boston Marathon yang menewaskan 3 orang dan melukai sekitar 180 lainnya.

Meski satu tersangka ditangkap hidup-hidup, belum terkuak apa motif. Dan apakah mereka bertindak sendiri, atau bagian dari sebuah jaringan yang lebih besar. Setidaknya ada 6 pertanyaan yang masih belum terjawab terkait sepak terjang dua bersaudara ini.

1. Bagaimana bisa seseorang yang tumbuh di AS menjadi pelaku teror?

Pernyataan ini juga membuat Presiden AS, Barack Obama heran. "Banyak pertanyaan yang belum terjawab. Mengapa orang-orang yang hidup dan belajar di negeri ini, juga termasuk warga kita, melakukan kekerasan," tanya Obama saat memberikan pernyataan terkait penangkapan terduga bomber Boston, seperti dimuat Huffington Post, Sabtu (20/3/2014).

Ada Adam Lanza membantai 26 orang, termasuk ibunya dan 20 bocah polos siswa SD Sandy Hook. Atau James Holmes yang menyaru sebagai Joker dan memberondongkan senapannya di sebuah bioskop di Colorado.

Juga ada Mayor Nidal Malik Hasan yang menewaskan 13 orang di Pangkalan Fort Hood, Texas. Ia lahir dan dibesarkan di Virginia. Seperti dimuat CNN, Sabtu (20/4/2013) diketahui Nidal sempat menghubungi ulama Yaman yang dicap "radikal" oleh AS, Anwar al-Awlaki lewat internet, menanyakan apakah seorang muslim membunuh komandannya atas nama jihad --yang ditanggapi datar oleh Awlaki.

Karena itulah, aparat AS sedang menyisir lalu lintas dunia maya Tsarnaev bersaudara, apakah mereka pernah berhubungan dengan para militan, atau mengunduh propaganda Al Qaeda.

2. Apa motif mereka melakukan teror?

Hingga kini belum jelas apa motif mereka melakukan aksi teror itu.  Pihak aparat yang dipimpin FBI masih melakukan penyelidikan.

Namun, ayah dua terduga bomber, Anzor Tsamaev justru menuding dua putranya dijebak. Ia yakin putra-putranya itu tak bersalah. Anak-anakku tak pernah mengebom. Mereka benci senjata, bagaimana mereka mengebom?," kata dia kepada People.

3. Dari mana Tsarnaev bersaudara bisa merakit bahan peledak?

Dua buah bom yang meledak di ajang maraton di Boston, salah satunya menggunakan media panci presto yang diisi dengan sejumlah benda logam seperti paku, pelet atau gotri, yang dilengkapi sirkuit pemicu.

Nyaris tak masuk akal, pelaku bisa sukses meledakkan dua bom mematikan hanya jeda beberapa detik, tanpa sebelumnya berlatih atau melakukan praktek.

Memang, cara membuat bom bisa didapat di internet, namun membuat bom yang efektif membutuhkan keahlian khusus. Meski bomnya sempurna, tak dijamin ia bisa meledak sesuai yang direncanakan.

Tamerlan, terduga bomber, diketahui pernah ke Rusia baru-baru ini, ia tinggal 6 bulan di sana. Namun, apa persisnya yang ia lakukan. Apakah ia mendapat pelatihan dari militan Cechnya, masih jadi subyek penyelidikan.

4. Apakah dua bersaudara itu memang berniat mati?

Sebelum kejadian pemboman, dalam akun Twitternya, Dzhokar Tsarnaev menulis dalam huruf Rusia: "aku akan mati muda." Demikian diungkap situs Atlantic Wire.

Apalagi, dalam baku tembak dengan polisi mereka mengenakan jaket dengan bahan peledak. Seakan siap mati.

Itu yang membuat polisi meminta warga tak keluar rumah dan tak membukakan pintu untuk orang asing. Selama beberapa waktu, Boston bak "kota mati."

Meski tak sampai bunuh diri, Tamerlan ditembak senjata aparat -- setelah ia menewaskan petugas pengamanan kampus MIT. Sementara Dzhokar ditangkap hidup-hidup.

5. Mereka bertindak sendirian atau bagian dari jaringan teror?

Ini yang dilakukan dua bersaudara: dua pemboman yang menewaskan tiga orang tewas di Boston Marathon, penembakan seorang polisi di MIT, jangan-jangan ada yang membantu mereka?

Menurut aparat penegak hukum Boston, belum ada bukti soal itu. Apalagi ada contohnya: Mayor Nidal Malik Hasan bertindak sendirian membunuh 13 di pangkalan militer AS yang memiliki pengamanan ketat.

6. Apakah wajar kakak beradik bersama melakukan aksi teror?

Seperti dimuat CNN, jawabannya, ya. Serangan teroris paling mematikan dalam sejarah AS, 9/11 juga melibatkan tiga pasangan kakak-adik -- yang termasuk 19 orang pembajak pesawat: Waleed dan Wail al-Sheri, Hamza dan Ahmed al-Ghamdi, Nawaf dan Salem al-Hazmi. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.