Sukses

Jaga Cita Rasa, Koki Katering Jemaah Haji Indonesia Harus WNI

Koki dan juru masak untuk katering jemaah haji harus berasal dari Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menu katering untuk jemaah haji Indonesia bakal dibuat standarnya. Nantinya standar menu itu bakal disosialisasikan dan didistribusikan ke penyedia katering di Arab Saudi.

"Ini untuk menyeragamkan cara masak, bumbu dan bagaimana mengolah masakan Indonesia," kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis, seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/5/2016).

Dia berharap, standar ini dapat mengurangi kesulitan para penyedia katering untuk menghidangkan makanan yang bercitarasa Indonesia. Selama ini, hambatan yang biasa dialami penyedia katering adalah soal ketersediaan bahan baku dan bumbu masak untuk makanan Indonesia.

"Dalam jumlah besar, susah didapat di musim haji," ujar Sri.

Dengan adanya standar ini, penyedia katering bisa mempersiapkan sejak awal ketersediaan bahan baku dan bumbu sehingga kendala itu bisa diatasi. Mengenai persyaratan katering, lanjut dia, koki dan juru masak harus berasal dari Indonesia.

Sayur dan Lauk

Hal ini agar rasanya sesuai dengan selera jemaah haji dari Tanah Air. Karena pada kenyataannya, hasil masakan tidak selalu sesuai dengan cita rasa Indonesia.

Menu yang disiapkan pun bervariasi setiap hari. Mulai dari berbagai tumis sayuran dan variasi olahan ayam, daging, serta ikan.

Untuk melengkapi panduan standardisasi menu Indonesia, pihaknya juga akan membuat video demonstrasi memasak resep-resep Indonesia. Video itu nantinya diberikan kepada penyedia katering Arab Saudi untuk memudahkan proses memasak makanan Indonesia.

"Upaya menyusun standarcisasi menu ini diharapkan dapat meningkatkan indeks kepuasan jemaah, terutama yang terkait dengan cita rasa Nusantara," tutur dia.

"Jika puas dengan katering dan makan sampai habis, maka stamina terjaga selama haji," ucap Sri.

Pemerintah bekerjasama dengan 25 perusahaan penyedia katering jemaah haji di Mekah, 11 di Madinah, 18 di Armina, dan satu di Jeddah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.