Sukses

Inggris Beri 'Lampu Hijau' Gempur ISIS di Suriah

Sejauh ini Amerika Serikat, Prancis dan Rusia dan beberapa negara lain sudah melancarkan serangan terhadap ISIS di Suriah.

Liputan6.com, London - Parlemen Inggris memberikan 'lampu hijau' alias menyetujui serangan udara terhadap kelompok ISIS di Suriah. Keputusan itu diambil melalui pemungutan suara pada Rabu 2 Desember 2015 malam  waktu setempat, dengan perolehan 397 mendukung dan 223 suara menentang.

Pemungutan suara digelar setelah debat selama lebih dari 10 jam hingga menjelang tengah malam.

4 jet tornado lepas landas dari pangkalan udara RAF Akrotiri, Siprus, setelah pemungutan suara itu. Namun tujuan mereka belum dikonfirmasi, menurut informasi keempat unit tersebut akan bersiaga di pangkalan udara menunggu perintah penyerangan.

Sebanyak 66 anggota parlemen Buruh memihak pemerintah, seperti yang disarankan PM Inggris David Cameron untuk mengamankan negaranya.

"Kamis sudah mengambil keputusan tepat untuk membuat Inggris aman, tetapi para penentang menegaskan persetujuan ini adalah langkah keliru," kata PM David Cameron seperti dikutip dari BBC, Kamis (3/12/2015).

Menurut PM Cameron, menyerang ISIS di jantung kelompok militan itu lebih baik daripada menunggu mereka menyerang Inggris.

Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond mengatakan ia tidak akan memberikan berkomentar banyak terkait operasi yang bisa saja dimulai sedini mungkin pada hari Kamis.

"Inggris lebih aman karena tindakan yang diambil oleh anggota parlemen hari itu. Serangan Militer saja tidak akan membantu Suriah, tidak akan membuat kita aman dari Daesh Tapi pendekatan seperti ini bisa saja," ucap Hammond.

Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, sejak awal menentang serangan tetapi para anggota parlemen dari partai itu terbelah. Tercatat 67 anggota parlemen Partai Buruh, hampir sepertiga dari jumlah total, mendukung mosi pemerintah.

Di antara mereka adalah Hillary Benn yang duduk sebagai menteri pertahanan di kabinet bayangan.

SNP, partai yang menentang aksi militer, menyatakan kekecewaan dan khawatir serangan militer akan menyebabkan situasi seperti yang terjadi di Irak dan Libia.

Sejauh ini Amerika Serikat, Prancis dan Rusia dan beberapa negara lain sudah melancarkan serangan di Suriah. Dengan persetujuan ini, serangan udara Inggris ke sasaran-sasaran ISIS di Suriah diperkirakan akan berlangsung dalam waktu dekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.