Sukses

Jokowi-JK Dilantik, Langit Solo dan Denpasar Dihiasi Lampion

Penyalaan 500 lampion dipusatkan di kawasan Banteng Vastenburg Solo. Lampion tersebut dibagikan secara gratis kepada warga yang datang.

Liputan6.com, Solo - Berbagai cara dilakukan warga Solo, Jawa Tengah, untuk mewujudkan rasa syukur atas dilantiknya Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai Presiden dan Wapres RI. Salah satunya dengan menyalakan lampion yang diterbangkan ke langit Kota Solo.

Pantauan Liputan6.com, penyalaan 500 lampion dipusatkan di kawasan Banteng Vastenburg Solo. Lampion tersebut dibagikan secara gratis kepada warga yang datang di kawasan benteng peninggalan Belanda tersebut. Warga pun terlihat saling berebut mendapatkan lampion yang dibagikan relawan Pesta Syukuran Rakyat Indonesia.

"Acara pelepasan lampion ini merupakan rangkaian acara yang digelar oleh relawan Pesta Syukuran Rakyat Indonesia," kata salah satu relawan, Mayor Haristanto di Solo, Senin (20/10/2014) malam.

Selain kota-kota besar lainnya, Solo ditunjuk menjadi salah satu kota yang mendapat jatah lampion untuk dinyalakan oleh warga. Pelepasan lampion ini merupakan salah satu wujud rasa syukur atas dilantiknya Jokowi-JK.

"Solo sebagai kota asal Pak Jokowi mendapat jatah lampion sebanyak 500 biji. Selanjutnya lampion itu dinyalakan dan dilepas untuk memperindah langit Kota Solo," tutur Haristanto.

Salah seorang warga, Luki mengaku cukup bangga dengan dilantiknya Jokowi menjadi presiden. Sebab, ia merupakan putra asli Solo. "Saya sangat bersyukur, beliau yang dulunya walikota, kini berhasil menjadi presiden. Semoga Pak Jokowi mendapat kelancaran dan kemudahan dalam memimpin bangsa Indonesia," ujar dia.

Langit Denpasar Juga Dihiasi Lampion

Sementara itu, relawan Semeton Jokowi juga melepas ratusan lampion. Penasihat Semeton Jokowi, I Nyoman Gede Sudiantara menuturkan, dipilihnya lampion lantaran lampu terbang itu memiliki filosofi mendalam untuk Jokowi.

"Kita akan lepas 500 lampion. Lampion punya filosofi. Dia bisa naik dengan kekuatan api. Api membuat penerangan bagi kehidupan," kata Sudiantara di Denpasar, Senin malam.

Menurutnya, harapan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK itu cukup besar. Slogan revolusi mental yang disampaikan pada masa kampanye pada 9 Juli lalu memiliki makna mendalam dan luas.

"Kita telah melalui proses demokrasi yang menegangkan pada Pemilu 9 Juli lalu, meski tetap kondusif. Ini proses pembelajaran demokrasi yang positif bagi bangsa. Sekarang kita kembali ke khitah, yaitu NKRI," ajak pria yang akrab disapa Punglik itu.

Wakil Ketua DPD PDIP Bali Bidang Hukum dan HAM itu melanjutkan, Jokowi-JK kini bukan lagi sebagai wakil partai. Oleh karena keduanya telah dilantik menjadi presiden dan wakil presiden, maka Jokowi-JK kini milik rakyat Indonesia. "Ini semua demi terwujudnya Indonesia hebat dan baru," imbuh dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini