Sukses

Asrama 'SBY' untuk Mahasiswa Indonesia di Kairo Diresmikan

Asrama mahasiswa di area kompleks Universitas Al Azhar yang diberi nama asrama 'SBY' itu untuk pelajar Indonesia kurang mampu.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan asrama bagi mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Peresmian simbolik itu dilakukan di halaman Masjid Baiturrahim yang terletak di samping Istana Merdeka, Jakarta.

Yang menarik, asrama mahasiswa yang dibangun di area kompleks Universitas Al Azhar itu diberi nama asrama 'SBY'. Tempat tinggal bagi para pelajar Indonesia yang kurang mampu tersebut memang dibangun atas inisiatif orang nomor 1 di Indonesia itu saat melakukan kunjungan kerja ke sana.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, pemberian nama 'SBY' ini merupakan suatu hal yang wajar tanpa ada maksud apa pun. Selain itu, proyek ini juga memang dibangun pada masa pemerintahan SBY.

"Presiden pas berkunjung ke sana (Al Azhar) juga sepakat bangun asrama Indonesia di kompleks Al Azhar. Tentang nama, wajar-wajar saja karena beliau yang ambil inisiatif dan dalam pemerintahan beliau yang biayai. Ini hal wajar, tidak ada niat apa-apa, sebagai bagian pertanda ini (dibangun) zamannya SBY," ujar Mohammad Nuh di Istana Negara, Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Alasan SBY memprakarsai pembangunan asrama ini, terang M Nuh, salah satunya adalah karena faktor sejarah serta banyaknya tokoh Indonesia yang dilahirkan di Universitas yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu tersebut.

"Tentu Presiden punya tekad yang kuat karena beliau lihat sejarah Indonesia dan Al Azhar sudah ratusan tahun lalu, dan banyak tokoh kita alumni Al Azhar," beber M Nuh.

M Nuh juga menerangkan, asrama 'SBY' yang mampu menampung 1.200 pelajar ini nantinya tidak hanya digunakan bagi mahasiswa Indonesia. Melainkan juga bagi pelajar dari bangsa lain yang memiliki keterbatasan ekonomi.

"50 persen untuk Indonesia, 20 persen Mesir, dan 25 persen untuk negara lain. Sehingga mix anak-anak kita bisa interaksi dengan bangsa-bangsa lain," pungkas M Nuh. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini