Sukses

Hamas: Kami Bukan Pihak Pembunuh, Tapi yang Dibunuh...

Alasan Hamas menolak proposal Mesir: ada isu yang lebih besar dari sekedar gencatan senjata bagi warga Palestina.

Liputan6.com, Gaza - Gaza kembali jadi sasaran tempur Israel, menyusul gagalnya skema gencatan senjata yang diusulkan Mesir. Pada Rabu dini hari saja, sudah 3 orang tewas akibat serangan militer negeri zionis.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah, akan meningkatkan kampanye militernya terhadap wilayah Palestina di pesisir Laut Tengah (Laut Mediterania) itu.

"Akan lebih baik jika ini diselesaikan secara dilpomatik. Ini yang coba kami tempuh dengan menerima proposal Mesir," kata dia, merujuk pada seruan de-eskalasi Kairo mulai Selasa pukul 09.00 waktu setempat, dengan penghentian pertempuran selama 12 jam.

"Namun Hamas membuat kami tak punya pilihan, kecuali memperluas dan mengintensifkan perlawanan terhadap mereka," tambah dia seperti Liputan6.com kutip dari Al Arabiya, Rabu (16/7/2014). "Hamas memutuskan untuk lanjut, dan akan membayar mahal keputusan itu."

Pernyataan Netanyahu dikeluarkan sesat setelah pihak militer dan layanan darurat sipil mengumumkan seorang warga Israel tewas akibat proyektil yang meledak di persimpangan Erez menuju ke Jalur Gaza. Di sisi lain setidaknya 194 warga Palestina sejak serangan Israel sejak 8 Juli 2014 lalu.

Militer Israel mengatakan bahwa sejak kesepakatan gencatan senjata itu diberlakukan, Hamas telah menembakkan 76 roket ke wilayahnya. Sistem anti-rudal Iron Dome mencegat 9 di antaranya.

Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa Israel tidak pernah benar-benar berhenti mengebom Gaza. Serangan udara dilaporkan, dilancarkan tak lama setelah Israel mengatakan telah menyetujui usulan Mesir. Namun, militer Israel membantah tudingan itu.

Lantas mengapa Hamas menolak gencatan senjata?

Sayap militer Hamas,  Izz el-Deen al-Qassam Brigades menganggap proposal yang diajukan Mesir sebagai inisiatif untuk menyerah. Sehingga mereka bertekad meneruskan perlawanan.

Namun, Moussa Abu Marzouk, seorang pejabat politik Hamas yang berada di Kairo mengatakan, faksinya -- yang mengincar kesepakatan untuk mengurangi pembatasan Mesir dan Israel yang mencekik perekonomian Gaza -- belum memberikan keputusan akhir atas proposal Kairo.

Sementara itu, salah satu pemimpin Hamas, Ismail Haniyah menegaskan, ada isu yang lebih besar dari sekedar gencatan senjata bagi warga Palestina -- khususnya di Gaza.

Apa yang diinginkan rakyat Palestina adalah akhir dari blokade Israel atas Gaza. Yang 'mencekik' kehidupan 1,8 juta orang  yang tinggal di sana.

Haniyah, yang berbicara di  Al Aqsa TV juga menuding Israel tak membebaskan tahanan Palestina dari penjara-penjara negeri zionis -- seperti yang telah disepakati dalam gencatan senjata sebelumnya.  

Secara terpisah, juru bicara Hamas Osama Hamdan menekankan, bahwa Hamas tak pernah menerima proposal lewat jalur politik. Namun, pihaknya akan terus bicara dengan pihak Mesir yang jadi penengah konflik.

"Seharusnya proposal disiapkan setelah kedua sisi menyetujuinya. Seharusnya baru dipublikasikan setelah ada kesepakatan dua belah pihak. Bukannya dipublikasikan di media dan kemudian meminta para pihak untuk setuju atau menolaknya," kritik dia seperti dikutip dari Telegraph.

Ditanya mengapa Hamas tidak berhenti menembakkan roket sementara pembicaraan sedang berlangsung, ia menjawab: "Kami bukan pihak yang membunuh. Sebaliknya, kami ada di sisi yang dibunuh..". (Tnt)

Baca Juga:

Bocah Palestina yang Jadi Korban Senjata Israel Bertambah

Iron Dome, Cara Israel Hancurkan Roket dari Gaza

'Ketukan' Maut Israel di Atap Rumah Warga Gaza

Aksi Gadis Palestina Tonjok Tentara Israel Populer di YouTube

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini