Sukses

Rektor UMY: Indonesia Butuh Pemimpin Berwawasan Global

Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan ekonomi yang kuat, kita butuh pemimpin yang berwawasan global.

Citizen6, Yogyakarta Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan ekonomi yang kuat, kita butuh pemimpin yang berwawasan global. Pemimpin yang dapat melihat peluang dan tantangan ke depan, sehingga dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik, lebih sejahtera, lebih mandiri, dan mampu bersaing secara global.

Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Dr Bambang Cipto dalam sambutannya di acara Seminar Nasional dan Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema "Menggagas Format Kepemimpinan Yang Ideal Bagi Indonesia Dalam Rangka Menghadapi Tantangan Global".

Seminar Nasional yang digagas oleh Ikatan Keluarga Alumni UMY ini berlangsung di gedung AR Fachruddin A UMY, Jumat 21 Maret 2014 kemarin.

Prof Bambang mengatakan, tema kepemimpinan sangat perlu dibahas secara mendalam. Terlebih lagi berdekatan dengan pemilihan pemimpin untuk menentukan nasib Indonesia 5 tahun mendatang.

"2014 ini kita menentukan nasib Indonesia 5 tahun mendatang. 2015 kita bersiap bersaing secara global dengan adanya komunitas Asean. Untuk itulah, kita butuh pemimpin yang berwawasan luas, tegas dan bermartabat," kata Rektor UMY ini.

Senada dengan itu, Laksmana TNI Surya Wiranto mengatakan, Indonesia krisis pemimpin yang tegas. Oleh sebab itu, karakter pemimpin yang tegas harus dibentuk dari dini.

"Dulu karena tegasnya seorang pemimpin, tidak ada yang bisa menghina pemimpin. Tapi sekarang, pemimpin Indonesia bahkan bisa dihina dan disetarakan dengan hewan. Untuk itulah sikap ketegasan, kejujuran, berani menerima kritikan dan memberikan solusi, perlu ditumbuhkan dari pemuda saat ini," ungkap Asdep Hukum Internasional Kemenko Polhukam RI ini.

Surya juga menyinggung tentang demokrasi Indonesia yang lewat batas. Menurutnya, demokrasi harus ditegakkan dengan rasa tanggungjawab, saling menghargai, melihat batasan menurut norma yang ada.

"Demokrasi memang memperobolehkan setiap orang mengemukakan pendapatnya. Tapi bukan pendapat yang memecah belah bangsa, kalau memecah belah itu demokrasi kebablasan namanya," ungkap Surya.

Sedangkan GM PT  Bestindo Putra Mandiri Fauzi Fasri dalam seminar tersebut menyampaikan, banyak pemimpin yang tercipta dari media. Karena memiliki modal di media, seseorang bisa menciptakan rasa selera masyarakat.

"Dengan menciptakan selera tersebut, sudah pasti sang pemilik modal yang dijadikan selera masyarkat. Sehingga pemilik modal dianggap sebagai tokoh yang hebat," terang Alumni UMY ini.

Dalam rangka menentukan pemimpin Indonesia, Fauzi menyaranakan supaya pemuda tidak tertipu iklan dan pencitraan.

"Kita harus lebih kritis dan terus menganalisa keadaan, jangan sampai memilih pemimpin yang salah nantinya. Karena pilihan kita menentukan masa depan Indonesia dimasa mendatang," ungkapnya. (syah/mar)

Penulis
Ahlul Amalsyah
Yogyakarta, ahlulamalsxxx@yahoo.com

Baca juga:
Simulasi Pemilu Bagi Pemilih Pemula di UMY
Bedah Buku Manajemen Perkotaan untuk Tata Kota yang Lebih Oke
Mahasiswa UMY Berikan Senyuman pada Penderita Bibir Sumbing


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Rabu 19 Maret 2014 sampai dengan 3 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Apa Arti Pemilu Buatmu". Ada hadiah utama LinkSys Smart Wi-Fi Router untuk satu pemenang dan merchandise spesial untuk 5 tulisan terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.