Sukses

Komnas PA: Bayi di Panti Samuel Meninggal Telat Dibawa ke RS

Kasus dugaan penganiayaan anak di Panti Asuhan Samuel yang dimiliki Pendeta Chemuel merenggut korban jiwa.

Salah satu anak asuh di Panti Asuhan Samuel yang dimiliki Pendeta Chemuel Watulingas meninggal dunia. Bayi 3 bulan berinisial C meninggal dunia diduga karena telat mendapat perawatan dokter.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, informasi yang didapatkan dari warga sekitar panti, bayi itu meninggal karena sakit pada 15 Februari 2014.

"Warga sekitar menginformasikan, bayi berinisial C, usia 3 bulan meninggal karena sakit, begitu cerita warga sekitar," kata Arist di Gedung Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2014).

Saat dikonfirmasi, pernyataan sama terlontar dari bibi pengasuh di Panti Asuhan Samuel. Kepada Arist, ia membenarkan adanya temuan informasi warga bahwa ada 1 bayi meninggal.

"Memang meminggal dunia karena panas tinggi. Padahal sudah di kompres. Telat dibawa ke rumah sakit," kata Arist menjelaskan kembali yang diungkapkan sang bibi pengasuh.

Selain tidak cepat medapatkan perawatan rumah sakit. Pemakaman terhadap bayi ini pun tidak berprikemanusiaan. "Tidak ada ritual keagamaan. Tidak menggunakan prosesi apa pun," pungkas Arist.

Bantah

Pemilik dan pengelola Panti Asuhan Samuel, Pendeta Chemuel Watulingas menepis tudingan dari LBH Mawar Sharon mengenai dugaan kekerasan. Chemuel membantah adanya penyiksaan, apalagi mengakibatkan anak panti yang meninggal dunia.

"Penganiayaan dari mana? LBH Mawar Sharon pernah datang ke sini secara tiba-tiba. Mana buktinya? Kalau terbukti, saya Pendeta Chemuel siap dipenjara," tegas Pendeta Chemuel saat dihubungi Liputan6.com, Minggu 23 Februari 2014. (Mut/Ism)

Baca juga:

Komnas PA: Ada Petunjuk Awal Dugaan Penganiayaan Panti Samuel
Sederet Dugaan Kekerasan Panti Samuel Versi Komnas PA
Melongok Bangunan Lama Panti Samuel
Anak Panti Asuhan Samuel Juga Dikurung di Kandang Anjing

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.