Sukses

[Pekerjaan Impian] Insinyur Medis

Sebelumnya perkenalkan dahulu nama saya Zulfa Az-Zakiyah Rohmatillah mahasiswi semester 4 di Universitas Airlangga jurusan Teknobiomedik.

Citizen6, Jakarta: Sebelumnya perkenalkan dahulu nama saya Zulfa Az-Zakiyah Rohmatillah mahasiswi semester 4 di Universitas Airlangga jurusan Teknobiomedik. Pekerjaan impian saya dari dulu adalah bekerja di Rumah Sakit namun bukan sebagai dokter atau perawat. Pekerjaan tersebut kelak berhubungan dengan alat-alat kesehatan seperti CT-Scan, ECG, MRI, serta instrumen-instrumen yang lain.

Pekerjaan yang saya impikan ini adalah sebagai teknisi medis, mengingat di Indonesia sendiri insinyur teknisi medis masih sangat minim sedangkan Rumah Sakit sangat banyak akan alat-alat medis yang untuk membetulkan saja harus memanggil insinyur dari luar. Hal ini tentu saja sangat membuang banyak waktu sebab jika alat tersebut rusak kasihan pasien yang akan menggunakannya untuk pemeriksaan. 

Pasien tersebut tentu akan membutuhkan waktu lebih untuk pemeriksaan. Yang memprihatinkan adalah ketika pasien tersebut sudah tidak bisa bertahan dan hanya alat itu satu-satunya penolong, namun rusak.

Selain sebagai teknisi medis, saya juga ingin menciptakan alat-alat baru yang berhubungan dengan dunia medis yang kelak akan berguna bagi kita semua. Alat tersebut mungkin lebih dikenal dengan sebutan intrumentasi medis. Misalnya, alat pendeteksi penyakit paru-paru, alat pendeteksi kanker stadium awal, serta alat pendeteksi kesehatan yang lain. Tentunya dengan adanya alat ini, kita akan lebih dini mengetahui penyakit-penyakit yang menyerang kita dan pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin.

Cara kerja alat tersebut tidak perlu rumit asalkan sesuai target. Misalnya untuk alat pendeteksi penyakit paru-paru (setelah hardwarenya jadi)  bisa dilakukan dengan mengecek batuk dari pasien. Dari batuk yang dihasilkan itu akan muncul tingkat parah tidaknya batuk pasien. Lalu dari hardware tersebut akan muncul pasien menderita paru-paru atau hanya batuk biasa.

Untuk bisa menjadi insinyur medis ini saya diharuskan bisa menguasai tentang elektro dan medis. Dua jurusan dijadikan satu. Untuk insinyur ini sendiri diluar negeri sangat dicari dengan gaji minimal 450 juta (berdasarkan artikel yang pernah saya baca) dan untuk alat-alat yang dibuat dengan sekali buat bisa menghasilkan uang sebesar 200 juta.

Selain itu saya juga berkeinginan untuk membuat artifiacial atau alat gerka palsu yang gunanya untuk membantu penyandang cacat. Misalnya kaki ataupun tangan palsu. Dengan begitu maka orang yang cacat masih bisa melakukan aktivitasnya tanpa ada hambatan.
Dari pekerjaan ini, kelak saya berharap bisa membantu banyak para dokter dan bisa diandalkan khususnya bagi warga Indonesia. Jika didalam negeri sudah ada insinyur teknobiomedik (sebutan lain untuk teknisi medis) maka Indonesia tidak akan mengeluarkan banyak rupiah untuk memanggil insinyur dari luar.  Dan dari instrumen-instrumen yang dibuat juga berharap warga Indonesia bisa mengetahui penyakitnya sedini mungkin sehingga untuk pengobatan tidak terlalu banyak pengeluaran dan bisa sembuh lebih cepat.

Selain itu dengan adanya insinyur teknobiomedik di Indonesia maka instrumen yang rusak bisa segera diperbaiki dan pasien tidak perlu menunggu terlalu lama untuk pengobatan. Saya berharap ini tidak hanya menjadi tulisan namun juga bisa terwujud.(kw))

Penulis:
Zulfa Az-Zakiyah R

Baca Juga:
[Pekerjaan Impian] Menjadi Sutradara Profesional

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.