Sukses

Bali Lebih Populer dari Indonesia karena Ulah Belanda?

Tak dipungkiri, sebagian besar masyarakat internasional lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia.

Tak dipungkiri, sebagian besar masyarakat internasional lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia. Sementara lokasi wisata di pelosok tanah air lain yang tak kalah indah kurang menggema namanya. Namun bukan tanpa alasan Bali lebih dikenal dari Indonesia.

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tomagola menyatakan, ini merupakan perbuatan disengaja, proyek sejak zaman kolonial Belanda. Tamagola menjelaskan, Indonesia merupakan entitas baru yang muncul tahun 1945. Sementara Bali sudah dikenal lebih lama.

"Ini semacam proyek kolonialisme Belanda, dengan sengaja memang memunculkan dan mengunikkan Bali di mata internasional. Jadi itu ada proses sejarah yang panjang sehingga Bali dikenal dibandingkan Indonesia," ujar Tomagola di Denpasar, Bali, Rabu (19/2/2014).

"Jadi memang dari awalnya ada keunikan Bali dibandingkan Jawa dan Madura. Mereka menjadi sangat unik terbedakan dengan Jawa dan Madura yang Islam. Tapi kekuatan ekonomi sistem politik Bali memang kuat."

Terancam

Namun budaya lokal Bali kini terancam tergusur oleh budaya global. Menurut Tomagola ada 2 bentuk budaya, yakni budaya material dan budaya imaterial. Budaya material lebih mudah tergerus budaya global ketimbang budaya imaterial.

"Karena barang-barang banyak yang kita pakai dari luar. Tapi (budaya) imaterial, dari barat nggak bisa kalahin, seperti India tetap kuat."

"Jadi budaya nonmateri masih bisa kuat. Tapi yang ditakutkan, anak-anak muda itu mulai me-reintepretasi yang immateri itu, ajaran-ajaran Hindu. Sama dengan Islam, ada proses rekontekstualisasi, dan itu ancaman," papar Tomagola.

Solusi yang mungkin bisa dilakukan menurutnya adalah upaya defensif atau mempertahankan budaya lokal itu untuk benar-benar menegakkan jati diri dari persaingan global. Solusi lainnya adalah melalui dunia pendidikan dengan meyakinkan masyarakat seperti melalui dogma agama.

"Tsunaminya bukan main, tsunami globalisasi ditahan dengan budaya lokal yang ringkih, dan hanya ditekan oleh tokoh-tokoh yang tua saja," pungkas Tomagola. (Ndy/Mut)

Baca juga:
1 Turis Jepang Hilang di Bali Ditemukan, Kulit Terbakar Matahari
Wamenkumham: Corby Jangan Terima Bayaran Wawancara
5 Dari 7 Turis Jepang Hilang di Bali Dievakuasi ke RS Sanglah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.