Sukses

Suksesnya Strategi Cuci Gudang Real Madrid

Sukses tidaknya sebuah klub sepakbola sering kali dikaitkan dengan kebijakan pembelian pemain baru.

Citizen6, Jakarta: Sukses tidaknya sebuah klub sepakbola sering kali dikaitkan dengan kebijakan pembelian pemain baru. Sehingga beberapa klub begitu jor-joran membelanjakan uangnya ketika akan mengarungi musim kompetisi baru.

Namun hal berbeda justru dilakukan Real Madrid, klub yang biasanya jor-joran dalam belanja pemain itu, jutsru sukses dengan strategi penjualan pemainya pada awal musim kompetisi.

Klub Ibu Kota Spanyol ini dikatakan sukses, sebab penjualan para pemain membuat skuad Madrid yang bertabur bintang tersebut menjadi lebih ramping. Klub bisa membangun iklim persaingan yang lebih sehat dengan berkurangnya para pemain bintang. Terbukti ruang ganti Madrid terlihat lebih harmonis musim ini ketimbang musim lalu.

Meski kemudian beberapa nama macam Isco kurang mendapatkan porsi, serta Di Maria yang sempat tersisih dengan kedatangan Bale. Namun seiring musim berjalan konflik tersebut bisa diatasi. Etenador Carlo Anceloti nampak lebih mudah melakukan rotasi dalam tubuh klub. Hasilnya Madrid saat ini masih dalam jalur persaingan merebut gelar dari 3 kompetisi yang diikuti mereka. Bahkan di Liga Spanyol, klub ini terlihat lebih stabil dibanding Barcelona atau Atletico Madrid yang seolah mulai kehabisan nafas.

Rotasi yang terus dilakukan Anceloti, merupakan kunci sukses stabilitas Madrid. Meski di satu sisi rotasi menimbulkan kekecewaan bagi sebagian pemaian. Namun efek positif rotasi pemain jauh lebih terasa. Sedangkan suksenya sebuah rotasi tidak lain karena keharmonisan dalam tubuh klub.

Disinilah kita bisa amati bagaimana Madrid begitu jeli dalam melepas para pemain bintangnya. Memang kebijakan yang dilakukan Madrid sempat mendapat kritik dari berbagai pihak. Bagaimana tidak Madrid menjual nama-nama beken macam Higuain, Oezil, pemain yang selama ini jadi tulang punggung di klub. Dan terbukti di Arsenal Oezil sukses begitu juga dengan Higuain dengan klub barunya. Namun segala kritik yang ada pada akhirnya hilang dengan sendirinya seiring laju Madrid.

Memang benar Oezil dan Higuain pemain hebat. Akan tetapi jika mereka tetap bertahan di dalam tubub klub, bisa dipastikan Madrid akan kacau balau.

Ego pemain-pemain macam Oezil dan Higuan yang kemudian membuat klub merugi. Coba anda bisa bayangkan jika pemain sekaliber Oezil atau Higuain berada dibangku cadangan atau bermain sebagai pemain pengganti dalam sebuah laga. Itu jelas sesuatu yang tidak mungkin.

Toh terbukti, Oezil pada akhirnya memilih hijarah ke Arsenal saat Bale dan Isco datang ke Barnebau. Setidaknya itu menjadi isarat kuat betapa ego pemain membahayakan bagi stabilitas klub.

Sementara bagaimana dengan bintang-bintang Madrid yang lain. Mereka tetap bertahan atau lebih tepat dipertahankan karena dianggap bisa meredam ego serta bisa memahami taktik yang diterapkan oleh Carlo Anceloti.

Dimana dalam konteksi ini terlihat bahwa Don Carlo ingin membuat Madrid menjadi tim yang sempurna. Dalam artian Madrid selalu bisa tampil dengan kualitas yang sama disetiap laga, siapapun pemain yang diturunkan. Dengan kata lain Carleto ingin semua pemain berkontribusi untuk klub sehingga dengan sendirinya tidak muncul istilah pemain inti atau cadangan.

Sejauh ini hal itu tampaknya berhasil. Lihat saja bagaimana pemain muda seperti Jese bersinar terang di tengah kepungan para bintang. Iker Casilas meski hanya bermain di Liga Champions dan Copa del Rey mampu membuat rekor clean sheet. Arbeloa dan Coentrao, mereka tetap membuat lini belakang Madrid kokoh saat dua pemain tersebut diturunkan di atas lapangan, meskipun keduanya lebih sering berada di bangku cadangan.

Sementara Casimero dan Morata, Isco meski sangat jarang diberi kesempatan bermain oleh pelatih namun ketiga nama ini selalu memiliki motivasi lebih ketika mendapat kepercayaan. Setidaknya mereka tetap menjadi anak manis tanpa membuat gaduh suasana di ruang ganti.

Jika penjualan pemain berdampak positif di atas lapangan. Lantas apakah hal tersebut berdampak positif bagi neraca keuangan Madrid.

Bila melihat jumlah uang yang Madrid dapat dari penjualan pemain serta jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli pemain maka masih terlihat selisih sangat jomplang.

Madrid hanya mendapat uang senilai 97,5 juta euro dari hasil menjual para pemain-pemain bintangnya. Dengan rincian, Higuain 37 juta euor, Oezil 42 juta euro, Alibiol 9 juta euro, Callejon 9 juta euro. Sedang sisanya macam Kaka, Carlvarho berstatus bebas transfer alias gratisan.

Sementara untuk membeli pemain, Madrid merogoh kocek hinga 168,7 juta euro. Dengan rincian.  Bale (Tottenham) 100 juta euro, Daniel Caravajal (Bayer Leverkusen) senilai 6,5 juta euro, Casemiro (Sao Paulo) 6 juta euro, Isco (Malaga) 24 juta euro, Asier Illarramendi (Real Sociedad) 32,2 juta euro.

Jika dihitung jumlah uang masuk serta keluar, maka terdapat selisih sebesar 71,2 juta eoru. Nilai yang terbilang tinggi. Akan tetapi bila melihat Madrid sebagai klub kaya dengan neraca keuangan yang sehat, maka belanja sebesar 71,2 juta euro bagi Madrid bukanlah sesuatu yang luar biasa dan bukanlah sebuah kerugian. Toh jumlah tersebut bisa dengan mudah ditutupi Madrid melalui keuntungan yang didapat klub pada musim sebelumnya.

Sementara seteru abadi mereka Barcelona mesti mengeluarkan uang sebesar 86,2 juta euro hanya untuk seorang Neymar.

Sedangkan dalam hal penjualan pemain, Barca hanya mendapat uang sebesar 31,1 juta euro dengan rincian  Alcantara 25 juta euro Adreu Fontas 1 juta euro, 5,1 juta euro, Abidal bebas Transfer.

Jika dihitung antara besaran kas masuk dan kas keluar. Maka Barca minus hingga 55,1 juta euro musim ini.

Bila kemudian dihitung lagi jumlah uang yang dirogoh kedua klub, maka Madrid lebih banyak mengeluarkan uang sebesar 16,1 juta euro.

Tapi bila melihat jumlah pemain yang didapatkan Madrid serta kontribusi pemain terhadap klub, rasanya Madrid memiliki banyak keuntungan.

Tapi apakah langkah Madrid tepat dalam urusan penjualan pemain, semua hanya bisa diukur dengan berapa banyak trofi yang akan mampir di lemari Madrid pada akhir kompetisi. (kw)

Penulis:
Ivan Faizal /Penikmat Bola dan Romanisti bisa dihubungi di akun twitternya @ivantha

Baca Juga:
Calon Bintang Lapangan Sepakbola Indonesia Lahir Di sini

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.