Sukses

Pencemaran Sungai Siak Memasuki Fase Paling Kritis

Pencemaran limbah di Sungai Siak, Pekanbaru, Riau, menyebabkan 70 persen spesies ikan di sungai tersebut punah. Dikhawatirkan, limbah itu juga akan memusnahkan berbagai biota laut di Selat Malaka.

Liputan6.com, Pekanbaru: Pencemaran Sungai Siak, Pekanbaru, Riau, diyakini memasuki fase paling kritis sejak dua bulan terakhir. Buktinya, spesies ikan khas Sungai Siak, hanya tinggal 30 persen. Spesies ikan yang punah itu, di antaranya ikan selais, kelabau, juaro, serta belut moa. Demikian dijelaskan Ketua Rona Lingkungan Universitas Riau Tengku Ariful Amri di Pekanbaru, baru-baru ini.

Setelah diselidiki selama enam tahun, sebagian besar limbah ini diduga berasal dari sejumlah areal perkebunan kelapa sawit di hulu sungai. Ariful menduga, pencemaran itu juga akan terus merambat hingga 100 meter ke arah hilir sungai. Dikhawatirkan, limbah itu juga akan memusnahkan berbagai biota laut di Selat Malaka.

Kondisi ini juga menyebabkan hasil tangkapan ikan di sepanjang Sungai Siak terus menyusut. Diperkirakan, jumlah penangkap ikan yang menggantungkan nasib di sungai itu hanya sekitar 300 sampai 400 kepala keluarga. Bahkan sebelumnya, para penangkap ikan cukup memunguti ikan yang mengapung di sungai [baca: Sejumlah Ikan di Sungai Siak Mati Tercemar].

Sayangnya, hingga kini, belum ada tindakan tegas dari Pemerintah Provinsi Riau dalam menangani kasus pencemaran tersebut. Bahkan beberapa perusahaan yang terbukti membuang limbah ke Sungai Siak belum diberi sanksi hukum apapun.(OZI/Yusril Ardanis)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini