Sukses

Enggan Antre, Korban Sinabung Tolak Bilik Asmara

Pengungsi Gunung Sinabung menolak dibuatkan bilik asmara oleh BNPB dengan alasan enggan antre karena banyaknya jumlah pengungsi.

Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) merasa kewalahan menghadang warga disekitar Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara, untuk kembali ke rumahnya saat terjadi erupsi menyusul tewasnya belasan orang akibat tersapu awan panas.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, selain ingin melihat kondisi rumah, kebun dan ternak, ternyata bagi pasangan suami-istri, pulang ke rumah ini kesempatan untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Anehnya, para pengungsi malah menolak saat akan dibuatkan 'bilik asmara'.

"Warga di sana itu nggak mau kita bangunkan bilik asmara. Jadi sambil melihat rumahnya, mereka mungkin melakukan itu (hubungan suami istri)," kata Sutopo di kantornya, Jakarta, Minggu (2/2/2014).

Alasan menolak menggunakan bilik asmara bagi pengungsi, menurut Sutopo karena mereka enggan untuk antre, lantaran banyaknya jumlah pengungsi.

"Mereka katakan malu karena harus antre dan lain-lain. Saya menanyakan langsung kepada pengungsi. Mereka bilang, ya nanti kita cari tempat sendiri," tutur Sutopo sembari tersipu.

Melihat kondisi seperti itu Sutopo menekankan, bahwa penanganan korban bencana itu sangat spesifik. Apalagi antara daerah yang satu dengan yang lain belum tentu sama karakteristik dan budayanya.

Sutopo menambahkan, saat ini jumlah warga yang dievakuasi di posko pengungsi sebanyak 30.117 jiwa atau 9.388 kepala keluarga dari 34 desa. Mereka rata-rata berasal dari desa pada radius 7 kilometer dari Sinabung. (Ado/Mut)

Baca juga:
Korban Sinabung Berjatuhan, SBY: Hindari Zona Berbahaya
BNPB: 14 Orang Tewas Kena Awan Panas Gunung Sinabung
Nama 11 Korban Tewas Awan Panas Gunung Sinabung
BNPB: Maaf Salah, Korban Tewas Sinabung Bukan Lagi Reporter TVOne
11 Orang Tewas Kena Awan Panas Sinabung, Termasuk Reporter TVOne

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.