Sukses

Sekolah Mepet Jalan, Guru SD Negeri Malangnengah Selalu Was-was

Akibat posisi sekolah SD Negeri Malangengah tepat di sisi jalan raya, ratusan siswa terganggu belajarnya dan terancam kecelakaan lalu lintas

Citizen6, Tangerang: Sekolah sebagai wadah menimba ilmu anak didik seharusnya dalam keadaan aman dan nyaman. Namun tidak demikian yang terjadi di SD Negeri Malangnengah dengan luas lahan sekitar 450 meter yang terletak Kecamatan Pangedangan Kabupaten Tangerang Banten.

Karena posisinya tepat di sisi jalan raya, sebanyak 320 siswanya yang menyeberang jalan terancam kecelakaan lalu lintas. Bukan itu saja, para calon pemimpin bangsa itu terpaksa harus pasrah terganggu belajarnya dalam keadaan berisik akibat lalu lalang kendaraan berat.

"Letak sekolah kami di pinggir jalan raya Legok Tangerang menuju Sudamanik Kabupaten Bogor memang sepanjang hari ramai dilewati truk bermuatan batu dan pasir. Pemandangan ini telah berlangsung sejak jalan raya diaspal pada 1973. Walau belum pernah terjadi kecelakaan fatal, siswa tertabrak kendaraan yang melintas," terang Muhidin, seorang guru yang telah mengabdi sejak sekolah itu didirikan pada Rabu 29 Januari 2014.

Namun diakuinya, sebagai guru pihaknya selalu was-was pada para siswa yang menyeberang jalan saat masuk dan ke sekolah serta kondisi sekolah yang selalu berisik dan berdebu.

Hal yang sama diakui oleh Kepala SD Negeri Malangnengah 1, Suhermanto. Menurutnya, dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang dengan kecepatan tinggi tidak saja membayakan siswa tapi juga mengurangi konsentrasi siswa dan guru saat kegiatan belajar dan mengajar.

"Selaku kepala sekolah tentu saya khawatir kalau sewaktu-waktu musibah kecelakaan menimpa kami di sini. Untuk menghindari ancaman keselamatan warga, sekolah kami sudah terbiasa untuk saling mengingatkan agar senantiasa selalu berhati-saat menyebrang jalan saat akan masuk dan pulang sekolah. Untuk mengurangi polusi debu kami hanya dapat mengupayakan menanam pohon-pohonan, sedangkan suara bising kenderaan tidak bisa kami atasi," ujar Suhermanto.

Kepala Unit Pelaksana Pendidikan SD Kecamatan Pagedangan, Samsul Bahri saat hal ini dikonfirmasi  mengakui kondisi tak aman dan nyaman sekolah yang berada di bawah wilayah kepemimpinannya. Meski diakuinya selama ini kegiatan belajar mengajar (KBM) masih berlangsung sebagaimana mestinya, namun pihaknya pihaknya berjanji akan mencari solusi agar tercapai mutu pendidikan yang diharapkan.

"Saat ini kami fokus untuk perencanaan peningkatan bangunan sekolah agar siswa bisa belajar seluruhnya pada pagi hari. Soalnya, ruangan kelas yang ada hanya 6 lokal, sekitar 450 meter. Sedangkan jumlah rombongan belajar (rombel) dari kelas 1 hingga kelas 6 hanya ada 6 lokal," kilah Samsul Bahri di tempat kerjanya di kawasan kantor Kecamatan Pagedangan.

Saat ditanya apakah belum ada rencana agar SD Negeri Malangnengah yang kurang aman dan nyaman itu direkolasi ke tempat yang lebih baik, dia menegaskan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang harus mengkaji perencanaannya secara matang.

"Kita akan kaji proseduralnya bagaimana, selain harus mencari lokasi untuk tempat pengganti sekolah selanjutnya," terangnya. (mar/Igw)

Penulis:
Edy Syahputra Tanjung
Tangerang, esyahputratanjxxx@gmail.com

Baca juga:
SMK Sanjaya Kunjungi Asmi Santa Maria, Ada Apa?
Sertijab Kepala Sekolah SD Negeri Cangkuang 08 Garut
Guru Tak Produktif Siap-siap Kehilangan Tunjangan


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.