Sukses

Jokowi: Sodetan Bukan Pindahkan Banjir, Tapi Atasi Banjir

Jokowi berencana akan mendatangi Bupati dan walikota Tangerang untuk membicarakan hal tersebut.

Rencana pembangunan sodetan Sungai Ciliwung-Cisadane ditolak Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang. Alasannya, sodetan alias terusan buatan itu akan memindahkan banjir Jakarta ke Tangerang.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun berencana akan mendatangi Bupati dan walikota Tangerang untuk membicarakan hal tersebut dan memperjelas apakah benar dua kepala daerah tersebut menolak pembuatan sodetan tersebut.

"Nanti saya bikin agenda, saya akan ketemu dengan Bapak Bupati dan Pak Walikota. Saya akan temui, saya yang datangi ke sana," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Namun, mantan Walikota Solo itu tidak menjelaskan secara lebih rinci kapan akan menemui mereka. "Pokoknya secepatnya, biar semuanya jadi terang dan jelas," kata Jokowi.

Jokowi pun membantah argumen yang menyatakan kalau pembuatan sodetan tersebut hanya akan memindahkan banjir Jakarta di Kota dan Kabupaten Tangerang. "Yang jelas begini ya, ini bukan acara memindahkan banjir, jangan ditulis seperti itu, ini acara untuk mengatasi banjir," ujar Jokowi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, sebenarnya ide awal pengerjaan sodetan tersebut sudah dibahas sejak 17 tahun lalu berdasarkan studi dari Jepang. Namun ada anggapan bahwa hasil kajian dari Negeri Sakura itu tidak sesuai lagi untuk saat ini. Sebab beberapa daerah sudah mengalami perkembangan penggunaan lahan di Bogor dan Tangerang.

Sodetan tersebut rencananya berbentuk terowongan besar atau deep tunnel sepanjang 1,2 kilometer. Berdasarkan kajian sementara Balai Besar Ciliwung Cisadane, dengan adanya sodetan, maka debit air di Ciliwung-Katulampa dari 780 meter kubik per detik berubah menjadi 490 meter kubik per detik.

Kemudian, debit air di Cisadane-Empang berubah dari 810 meter kubik per detik menjadi 970 meter kubik per detik serta Cisadane-Pasar Baru berubah dari 1.600 meter kubik per detik menjadi 1.900 meter kubik per detik. (Mut)Jokowi: Sodetan Bukan Pindahkan Banjir, Tapi Atasi Banjir!

Rencana pembangunan sodetan Sungai Ciliwung-Cisadane ditolak Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang. Alasannya, sodetan alias terusan buatan itu akan memindahkan banjir Jakarta ke Tangerang.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun berencana akan mendatangi Bupati dan walikota Tangerang untuk membicarakan hal tersebut dan memperjelas apakah benar dua kepala daerah tersebut menolak pembuatan sodetan tersebut.

"Nanti saya bikin agenda, saya akan ketemu dengan Bapak Bupati dan Pak Walikota. Saya akan temui, saya yang datangi ke sana," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Namun, mantan Walikota Solo itu tidak menjelaskan secara lebih rinci kapan akan menemui mereka. "Pokoknya secepatnya, biar semuanya jadi terang dan jelas," kata Jokowi.

Jokowi pun membantah argumen yang menyatakan kalau pembuatan sodetan tersebut hanya akan memindahkan banjir Jakarta di Kota dan Kabupaten Tangerang. "Yang jelas begini ya, ini bukan acara memindahkan banjir, jangan ditulis seperti itu, ini cara untuk mengatasi banjir," ujar Jokowi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, sebenarnya ide awal pengerjaan sodetan tersebut sudah dibahas sejak 17 tahun lalu berdasarkan studi dari Jepang. Namun ada anggapan bahwa hasil kajian dari Negeri Sakura itu tidak sesuai lagi untuk saat ini. Sebab beberapa daerah sudah mengalami perkembangan penggunaan lahan di Bogor dan Tangerang.

Sodetan tersebut rencananya berbentuk terowongan besar atau deep tunnel sepanjang 1,2 kilometer. Berdasarkan kajian sementara Balai Besar Ciliwung Cisadane, dengan adanya sodetan, debit air di Ciliwung-Katulampa dari 780 meter kubik per detik berubah menjadi 490 meter kubik per detik.

Kemudian, debit air di Cisadane-Empang berubah dari 810 meter kubik per detik menjadi 970 meter kubik per detik serta Cisadane-Pasar Baru berubah dari 1.600 meter kubik per detik menjadi 1.900 meter kubik per detik. (Mut/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.