Sukses

Tolak Mengungsi, Korban Banjir Cipinang Bangun Tenda Sendiri

Agar tetap berteduh meski tak di pengungsian, warga pun mendirikan tenda sendiri.

Tidak semua warga mau berada di pengungsian, apalagi dalam waktu yang lama. Agar tetap berteduh meski tak di pengungsian, warga pun mendirikan tenda sendiri.

Hal itu dilakukan Poniah (72). Sudah 2 tahun terakhir Poniah dan keluarga mendirikan tenda sendiri saat banjir melanda. Wanita yang sudah dipenuhi uban di kepalanya itu enggan menghuni tempat pengungsian lantara terlalu penuh.

"Enakan di sini. Kalau di pengungsian kan desak-desakan, sempit," kata Poniah saat berbincang dengan Liputan6.com di lokasi banjir Cipinang Melayu, Jakarta Timur,Senin (20/1/2014).

Tenda yang didirikan Poniah memang tenda yang biasa digunakan untuk camping. Tenda berukuran 2x3 meter itu didapatnya dari sang anak yang memang hobi camping alias berkemah.

"Anak saya yang laki waktu muda kan memang suka camping, jadi bikin dipakai deh kalau lagi banjir. Tinggal tambah terpal di atasnya," lanjutnya.

Poniah tak sendiri menghuni tenda mungil itu. Dirinya harus berbagi tempat dengan 2 anak dan 1 cucunya yang berusia 8 tahun. Belum lagi, tenda yang hanya beralaskan karpet juga berisi barang-barang, seperti makanan, pakaian, dan beberapa alat masak. "Kalau tidur cukup. Paling kalau mau mandi ya cari tempat mandi di kampus sana," ujarnya.

Rumah Poniah jadi satu dari ribuan rumah lain yang terendam di Cipinang Melayu. Saat banjir melanda sejak Senin lalu 13 Januari 2014 lalu, air sudah mencapai hampir 2 meter. Padahal, rumahnya tidak berada dekat dengan tepi kali.

Air sempat surut pada Kamis dan Jumat. Waktu itu dimanfaatkan warga untuk membersihkan rumah dari lumpur. Namun, banjir kembali merendam pada Sabtu malam.

Akibatnya rumah Poniah juga ikut terendam air setinggi 1,5 meter. Sampai saat ini air mulai surut, tapi Poniah belum mau kembali ke rumahnya. "Di rumah masih 1 meter. Cuacanya juga belum pasti. Entar hujan entar nggak," tandas Poniah. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.